Pertemuan Jokowi-Prabowo bangun suasana harmonis
17 Oktober 2014 12:48 WIB
Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan tertutup di Jakarta, Jumat (17/10). Pertemuan kedua tokoh itu antara lain membahas langkah-langkah perbaikan bangsa kedepannya. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto telah membangun suasana yang lebih harmonis, khususnya dalam situasi perpolitikan nasional.
"Satu hal yang kita tangkap, pertemuan ini jadi membangun suasana yang lebih harmonis di Indonesia," katanya di lokasi pertemuan Jokowi dengan Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra memohon kader dan pendukungnya bisa menerima keterpilihan Jokowi sebagai Presiden RI.
"Sekarang pertarungan telah selesai. Beliau mohon kader Gerindra dan pendukung bisa terima. Pada akhirnya yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup kondusif, permasalahan bisa cepat selesai, dan negara bisa besar," kata dia.
Edhy mengatakan pihaknya tidak pernah bertikai dengan kubu Jokowi. Namun dia tidak memungkiri pernah terjadi persaingan dan pertarungan politik.
"Pak Prabowo meminta maaf kalau ada hal-hal keras, itu pertandingan, tapi ini sudah selesai," jelas dia.
Edhy menekankan posisi politik Gerindra saat ini konsisten sebagai partai oposisi bersama Koalisi Merah Putih. Partainya akan menjadi penyeimbang dalam jalannya pemerintahan.
Lebih jauh Edhy mengatakan pertemuan Jokowi dengan Prabowo diawali dengan komunikasi yang dibangun politisi PDI Perjuangan Aria Bima dengan dirinya.
"Mas Bima telepon saya menanyakan kok Pak Prabowo tidak mau ketemu Pak Jokowi. Saya bilang tidak ada undangan, saya bilang kalau masalah ketemu Pak Prabowo pasti mau," beber Edhy.
Dia mengatakan percakapannya dengan Aria Bima lalu mengerucut kepada penentuan waktu dan lokasi pertemuan.
"Saya tanya tempatnya di mana, di Kertanegara atau di Hambalang. Kalau di Hambalang Pak Prabowo merasa terhormat sekali karena itu rumah pribadinya, tapi akhirnya di sini agar tidak terlalu jauh, dan jamnya jam 10.00 WIB pagi," kata dia.
"Satu hal yang kita tangkap, pertemuan ini jadi membangun suasana yang lebih harmonis di Indonesia," katanya di lokasi pertemuan Jokowi dengan Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra memohon kader dan pendukungnya bisa menerima keterpilihan Jokowi sebagai Presiden RI.
"Sekarang pertarungan telah selesai. Beliau mohon kader Gerindra dan pendukung bisa terima. Pada akhirnya yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup kondusif, permasalahan bisa cepat selesai, dan negara bisa besar," kata dia.
Edhy mengatakan pihaknya tidak pernah bertikai dengan kubu Jokowi. Namun dia tidak memungkiri pernah terjadi persaingan dan pertarungan politik.
"Pak Prabowo meminta maaf kalau ada hal-hal keras, itu pertandingan, tapi ini sudah selesai," jelas dia.
Edhy menekankan posisi politik Gerindra saat ini konsisten sebagai partai oposisi bersama Koalisi Merah Putih. Partainya akan menjadi penyeimbang dalam jalannya pemerintahan.
Lebih jauh Edhy mengatakan pertemuan Jokowi dengan Prabowo diawali dengan komunikasi yang dibangun politisi PDI Perjuangan Aria Bima dengan dirinya.
"Mas Bima telepon saya menanyakan kok Pak Prabowo tidak mau ketemu Pak Jokowi. Saya bilang tidak ada undangan, saya bilang kalau masalah ketemu Pak Prabowo pasti mau," beber Edhy.
Dia mengatakan percakapannya dengan Aria Bima lalu mengerucut kepada penentuan waktu dan lokasi pertemuan.
"Saya tanya tempatnya di mana, di Kertanegara atau di Hambalang. Kalau di Hambalang Pak Prabowo merasa terhormat sekali karena itu rumah pribadinya, tapi akhirnya di sini agar tidak terlalu jauh, dan jamnya jam 10.00 WIB pagi," kata dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: