Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, menguat 39 poin menjadi Rp12.187 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.226 per dolar AS.

"Dolar AS bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang utama dunia menyusul kondisi pasar keuangan global dicemaskan oleh melambatnya tingkat pertumbuhan dan inflasi," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa koreksi yang terjadi pada dolar AS juga seiring dengan ekspektasi pelaku pasar uang bahwa kenaikan suku bunga AS (Fed rate) akan mundur hingga Desember 2015, dari perkiraan sebelumnya pada pertengahan tahun depan.

"Investor di pasar uang nampaknya melepas posisi dolar AS, dan mengambil sikap wait and see," katanya.

Ia mengemukakan bahwa data-data ekonomi AS yang lemah memicu kekhawatiran perbaikan ekonomi di negeri Paman Sam itu. Data yang dipublikasikan Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel menurun 0,3 persen di bulan September tahun ini. Sementara Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan harga produsen turun 0,1 persen di periode itu, juga mengalami penurunan.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa menjelang pelantikan Presiden-Wapres RI terpilih pada 20 Oktober 2014 mendatang menjadi salah satu faktor positif di dalam negeri.

"Diharapkan pelantikan itu berjalan kondusif sehingga tidak mengganggu pasar uang, dan pemerintahan baru nanti diharapkan juga dapat langsung bekerja untuk merealisasikan program-programnya yang telah dicanangkan sebelumnya," katanya.