Bentrok massa dan polisi kembali terjadi di Hong Kong
16 Oktober 2014 09:21 WIB
Pengunjuk rasa menggunakan payung untuk berlindung dari merica yang disemprotkan polisi anti huru-hara saat terjadi bentrok setelah puluhan ribu pengunjuk rasa memblokir jalan utama menuju distrik keuangan di luar markas pemerintahan di Hong Kong. (REUTERS/Bobby Yip)
Jakarta (ANTARA News) - Polisi menangkap dua orang Kamis dini hari karena banyaknya orang yang kembali ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas rekaman video yang menunjukkan sekelompok polisi memukuli pemrotes.
Sesaat sebelum tengah malam, sekelompok pengunjuk rasa berusaha untuk menduduki kembali Lung Wo Road di Admiralty, namun dihentikan oleh polisi.
Kelompok lain berkumpul di dekat Balai Kota tempat mereka berusaha untuk memperlambat lalu lintas dengan berpura-pura mengikat tali sepatu dan mengambil koin yang sengaja mereka jatuhkan.
Demonstran dan polisi bentrok lagi pukul dua dini hari di Admiralty.
Semprotan merica digunakan setidaknya dua kali untuk membubarkan massa yang memblokir polisi di Tamar Park.
Di Mong Kok, sekelompok pengunjuk rasa membangun rangka setinggi sepuluh meter untuk spanduk, namun dibongkar oleh polisi dengan alasan untuk membersihkan daerah tersebut. Demikian seperti dilansir laman South China Morning Post.
Sesaat sebelum tengah malam, sekelompok pengunjuk rasa berusaha untuk menduduki kembali Lung Wo Road di Admiralty, namun dihentikan oleh polisi.
Kelompok lain berkumpul di dekat Balai Kota tempat mereka berusaha untuk memperlambat lalu lintas dengan berpura-pura mengikat tali sepatu dan mengambil koin yang sengaja mereka jatuhkan.
Demonstran dan polisi bentrok lagi pukul dua dini hari di Admiralty.
Semprotan merica digunakan setidaknya dua kali untuk membubarkan massa yang memblokir polisi di Tamar Park.
Di Mong Kok, sekelompok pengunjuk rasa membangun rangka setinggi sepuluh meter untuk spanduk, namun dibongkar oleh polisi dengan alasan untuk membersihkan daerah tersebut. Demikian seperti dilansir laman South China Morning Post.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: