WHO nyatakan korban Ebola capai 4.493 jiwa
16 Oktober 2014 08:27 WIB
Pekerja medis dengan pakaian pelindung membawa sebuah sampel yang diambil dari jenazah seorang warga yang diduga meninggal dunia akibat virus Ebola di dekat Rokupa, Freetown, Sierra Leone, Senin (6/10). Lebih dari 4.000 orang tewas akibat demam virus demam berdarah Ebola di Afrika Barat, terutama di Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. (REUTERS/Christopher Black/WHO/Handout via Reuters )
Monrovia (ANTARA News) - Korban tewas akibat virus Ebola telah mencapai 4.493 jiwa dan situasi di Guinea, Sierra Leone dan Liberia terus memburuk akibat wabah tersebut, demikian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu.
WHO juga mengatakan bahwa sudah 8.997 orang yang positif maupun diduga terjangkit Ebola di tujuh negara sampai pada 12 Oktober lalu, sebagian besar di antaranya terdapat di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea.
Selain di tiga negara tersebut, virus Ebola mulai menjangkiti sejumlah pekerja kesehatan di Amerika Serikat dan Spanyol. Di sisi lain, WHO menilai Senegal dan Nigeria berhasil mencegah penyebaran wabah.
"Sudah jelas bahwa situasi di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone terus memburuk akibat penyebaran Ebola," kata WHO dalam sebuah laporan tertulis.
Di Guinea, sudah 843 orang yang tewas karena penyakit tersebut. Kasus baru juga semakin meningkat di kota Conakry dan distrik Coyah.
Sementara di Liberia, WHO mengatakan bahwa masalah pengumpulan data telah membuat badan PBB tersebut kesulitan untuk menarik kesimpulan mengenai evolusi wabah. WHO menduga jumlah kasus di negara itu jauh lebih besar dari yang tercatat.
Sejumlah bantuan dari komunitas internasional sudah mulai berdatangan ke tiga negara Afrika Barat. Amerika Serikat menempatkan 4.000 tentara di Liberia untuk membangun 17 unit perawatan Ebola (ETU).
Menurut keterangan kepala lembaga bantuan USAID di Liberia, Ben Hemingway, pembangunan ETU dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Sampai sejauh ini enam ETU sudah selesai dibangun dan mulai dioperasikan, kata Hemingway.
"Kami membangun ETU sebagai sebuah sistem rujukan untuk kesehatan, namun tempat itu juga akan berfungsi sebagai pusat perawatan masyarakat di berbagai wilayah di Liberia," kata dia.
"ETU akan membuat warga Liberia mendapatkan akses perawatan Ebola yang lebih dekat dengan tempat tinggal dan mendapat perawatan jangka panjang di unit tersebut," kata Hemingway.
Hampir setengah dari jumlah kematian akibat Ebola terjadi di Liberia. Meskipun demikian, jumlah kasus di daerah Lofa--yang merupakan episentrum wabah dan berbatasan langsung dengan Guinea--nampak sudah mulai menurun.
Di Sierra Leone transmisi virus Ebola mengalami percepatan dengan jumlah kasus baru mencapai 425 pada periode 6-12 Oktober, demikian WHO menyatakan. Daerah yang paling parah adalah kota Freetown, Bombali, dan Port Loko.
WHO juga mengatakan bahwa sudah 8.997 orang yang positif maupun diduga terjangkit Ebola di tujuh negara sampai pada 12 Oktober lalu, sebagian besar di antaranya terdapat di Sierra Leone, Liberia, dan Guinea.
Selain di tiga negara tersebut, virus Ebola mulai menjangkiti sejumlah pekerja kesehatan di Amerika Serikat dan Spanyol. Di sisi lain, WHO menilai Senegal dan Nigeria berhasil mencegah penyebaran wabah.
"Sudah jelas bahwa situasi di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone terus memburuk akibat penyebaran Ebola," kata WHO dalam sebuah laporan tertulis.
Di Guinea, sudah 843 orang yang tewas karena penyakit tersebut. Kasus baru juga semakin meningkat di kota Conakry dan distrik Coyah.
Sementara di Liberia, WHO mengatakan bahwa masalah pengumpulan data telah membuat badan PBB tersebut kesulitan untuk menarik kesimpulan mengenai evolusi wabah. WHO menduga jumlah kasus di negara itu jauh lebih besar dari yang tercatat.
Sejumlah bantuan dari komunitas internasional sudah mulai berdatangan ke tiga negara Afrika Barat. Amerika Serikat menempatkan 4.000 tentara di Liberia untuk membangun 17 unit perawatan Ebola (ETU).
Menurut keterangan kepala lembaga bantuan USAID di Liberia, Ben Hemingway, pembangunan ETU dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Sampai sejauh ini enam ETU sudah selesai dibangun dan mulai dioperasikan, kata Hemingway.
"Kami membangun ETU sebagai sebuah sistem rujukan untuk kesehatan, namun tempat itu juga akan berfungsi sebagai pusat perawatan masyarakat di berbagai wilayah di Liberia," kata dia.
"ETU akan membuat warga Liberia mendapatkan akses perawatan Ebola yang lebih dekat dengan tempat tinggal dan mendapat perawatan jangka panjang di unit tersebut," kata Hemingway.
Hampir setengah dari jumlah kematian akibat Ebola terjadi di Liberia. Meskipun demikian, jumlah kasus di daerah Lofa--yang merupakan episentrum wabah dan berbatasan langsung dengan Guinea--nampak sudah mulai menurun.
Di Sierra Leone transmisi virus Ebola mengalami percepatan dengan jumlah kasus baru mencapai 425 pada periode 6-12 Oktober, demikian WHO menyatakan. Daerah yang paling parah adalah kota Freetown, Bombali, dan Port Loko.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014
Tags: