Amerika minta kebrutalan polisi Hong Kong serius diselidiki
16 Oktober 2014 07:52 WIB
Pengunjuk rasa menggunakan payung untuk berlindung dari merica yang disemprotkan polisi anti huru-hara saat terjadi bentrok setelah puluhan ribu pengunjuk rasa memblokir jalan utama menuju distrik keuangan di luar markas pemerintahan di Hong Kong, Tiongkok, Minggu (28/9). Pemimpin gerakan Hong Kong yang berupaya mendapatkan demokrasi yang lebih luas mengumumkan peluncuran kampanye untuk memblokir pusat keuangan Hong Kong di jantung kota untuk menuntut kebebasan yang lebih besar di bekas koloni Inggris tersebut. (REUTERS/Bobby Yip)
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS), Rabu, mengatakan pihaknya "sangat prihatin" dengan laporan-laporan polisi Hong Kong yang memborgol para pengunjuk rasa, dan menyerukan penyelidikan kejadian itu secara "cepat, transparan dan lengkap".
"Kami memperbarui seruan kami untuk pemerintah Hong Kong agar menahan diri, dan bagi pengunjuk rasa untuk terus mengekspresikan pandangan mereka secara damai," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, kepada wartawan.
Para petugas berpakaian preman dituduh melakukan kesalahan telah menyingkirkan mereka dari pos-pos mereka setelah serangan itu, yang terjadi Rabu pagi ketika polisi membuang barikade-barikade yang memblokir jalan dekat markas besar pemerintah kota Tiongkok itu.
Tanpa menyebut Tiongkok, Psaki memuji Hong Kong yang memiliki "tradisi menghormati aturan hukum yang mapan dan diakui secara internasional atas kebebasan fundamental mereka", serta mengatakan bahwa sukses untuk itu sangat penting bagi pusat keuangan global.
Massa--berjumlah sekitar puluhan ribu--telah memblokir jalan utama di tiga distrik kota semi-otonom Tiongkok itu sejak 28 September, memprotes apa yang mereka sebut "demokrasi palsu"yang ditawarkan oleh Beijing.
Mereka marah atas desakan Tiongkok bahwa calon dokter hewan diposisikan sebagai calon pemimpin Hong Kong berikutnya dalam pemilu tahun 2017.
(H-AK)
"Kami memperbarui seruan kami untuk pemerintah Hong Kong agar menahan diri, dan bagi pengunjuk rasa untuk terus mengekspresikan pandangan mereka secara damai," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, kepada wartawan.
Para petugas berpakaian preman dituduh melakukan kesalahan telah menyingkirkan mereka dari pos-pos mereka setelah serangan itu, yang terjadi Rabu pagi ketika polisi membuang barikade-barikade yang memblokir jalan dekat markas besar pemerintah kota Tiongkok itu.
Tanpa menyebut Tiongkok, Psaki memuji Hong Kong yang memiliki "tradisi menghormati aturan hukum yang mapan dan diakui secara internasional atas kebebasan fundamental mereka", serta mengatakan bahwa sukses untuk itu sangat penting bagi pusat keuangan global.
Massa--berjumlah sekitar puluhan ribu--telah memblokir jalan utama di tiga distrik kota semi-otonom Tiongkok itu sejak 28 September, memprotes apa yang mereka sebut "demokrasi palsu"yang ditawarkan oleh Beijing.
Mereka marah atas desakan Tiongkok bahwa calon dokter hewan diposisikan sebagai calon pemimpin Hong Kong berikutnya dalam pemilu tahun 2017.
(H-AK)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: