Jakarta (ANTARA News) - Rencana pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) hanya akan memberikan pengaruh sedikit terhadap keberlangsungan pasar sepeda motor di Indonesia.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum I Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman.

"Kami setuju secara jangka pendek kenaikan harga BBM akibat pencabutan subsidi akan mengganggu pasar, tetapi justru secara jangka panjang malah menunjang pasar sepeda motor," katanya di sela-sela konferensi pers jelang pameran kendaraan roda dua Indonesia Motorcycle Show 2014 di Jakarta, Rabu.

Akan tetapi, lanjut Johannes, ada beberapa hal yang memang harus dipenuhi, terutama adalah pengalihan anggaran subsidi untuk kebutuhan yang lebih esensial seperti pembangunan infrastruktur serta bantuan bagi para petani dan nelayan.

"Karena kalau pengalihan anggaran subsidi BBM itu nanti betul mewujud pembangunan infrastruktur misalnya, maka secara langsung akan menaikkan pendapatan masyarakat.

"Ambil contoh untuk para petani yang butuh air irigasi dan sarana jalan yang lebih menunjang akses pengiriman hasil produksi mereka, itu kalau terpenuhi, penghasilan naik berkat efektivitas," katanya.

Bersamaan dengan peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan di daerah secara jangka panjang, maka daya beli masyarakat secara umum dan khususnya untuk pasar sepeda motor juga akan kembali naik.

Johannes meyakini bagi masyarakat kebanyakan sepeda motor masih menjadi pilihan utama untuk transportasi, selain karena harga murah namun juga faktor efisiensi.

"Kalaupun nanti ada transportasi massal yang baik dan memadai, yang secara umum kami mendukung itu terwujud, sepeda motor akan tetap digunakan masyarakat, hanya saja jarak tempuhnya lebih pendek," tuturnya.

Johannes juga menegaskan bahwa dampak penurunan pasar sepeda motor akibat pencabutan subsidi BBM, tidak akan berlangsung lama.

"Dalam tiga hingga enam bulan, akan kembali lagi. Penjualan yang kurang lebih hanya 1-2 persen turun akan kembali, itu sekadar waktu penyesuaian," pungkasnya.