Pemprov DKI segera tata permukiman padat penduduk
15 Oktober 2014 16:08 WIB
Ilustrasi. Petugas Damkar bersama warga berusaha memadamkan api yang menghanguskan permukiman di kawasan Jakarta Timur, Sabtu (13/9). (ANTARA FOTO/Adhi Fatma)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan penataan terhadap rumah-rumah warga yang terletak di permukiman padat penduduk untuk mencegah terjadinya kebakaran.
"Sebagai langkah antisipasi semakin banyaknya kebakaran, kita mau bereskan permukiman warga yang sudah terlalu padat," kata Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Selain itu, pemprov juga akan membenahi jaringan listrik di pemukiman padat penduduk, mengingat kebakaran di ibu kota seringkali disebabkan akibat hubungan arus pendek listrik atau korsleting.
"Pada jaringan listrik itu kita akan pasang alat miniature circuit breaker (MCB) yang anti-panel dan anti-terbakar, sehingga tidak mudah terjadi korsleting listrik yang bisa menyebabkan kebakaran," katanya.
Meskipun demikian, dia menuturkan salah satu penyebab utama yang ikut memicu terjadinya kebakaran, yaitu banyaknya rumah-rumah warga yang berdiri tanpa memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"Masalahnya, rumah-rumah yang terbakar itu biasanya yang tidak punya izin, dan sudah dibiarkan berdiri sampai puluhan tahun, jadi sudah tidak terawat lagi," tutur Basuki.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemprov berencana menertibkan bangunan-bangunan tersebut. Sementara itu, sambung dia, penghuninya harus bersedia direlokasi ke rumah susun (rusun).
"Jadi, nanti kita akan bongkar bangunan-bangunan yang tak berizin itu. Kemudian, penghuninya kita pindahkan ke rusun-rusun yang ada di Jakarta. Dengan begitu, kondisi ibu kota semakin tertib," ujarnya.
"Sebagai langkah antisipasi semakin banyaknya kebakaran, kita mau bereskan permukiman warga yang sudah terlalu padat," kata Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Selain itu, pemprov juga akan membenahi jaringan listrik di pemukiman padat penduduk, mengingat kebakaran di ibu kota seringkali disebabkan akibat hubungan arus pendek listrik atau korsleting.
"Pada jaringan listrik itu kita akan pasang alat miniature circuit breaker (MCB) yang anti-panel dan anti-terbakar, sehingga tidak mudah terjadi korsleting listrik yang bisa menyebabkan kebakaran," katanya.
Meskipun demikian, dia menuturkan salah satu penyebab utama yang ikut memicu terjadinya kebakaran, yaitu banyaknya rumah-rumah warga yang berdiri tanpa memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"Masalahnya, rumah-rumah yang terbakar itu biasanya yang tidak punya izin, dan sudah dibiarkan berdiri sampai puluhan tahun, jadi sudah tidak terawat lagi," tutur Basuki.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan pemprov berencana menertibkan bangunan-bangunan tersebut. Sementara itu, sambung dia, penghuninya harus bersedia direlokasi ke rumah susun (rusun).
"Jadi, nanti kita akan bongkar bangunan-bangunan yang tak berizin itu. Kemudian, penghuninya kita pindahkan ke rusun-rusun yang ada di Jakarta. Dengan begitu, kondisi ibu kota semakin tertib," ujarnya.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: