Jakarta (ANTARA News) - Lion Group akan mengoperasikan pesawat Batik Air di Bandara Halim Perdanakusuma yang akan dikembangkannya bekerjasama dengan Induk Koperasi TNI AU (INKOPAU).

Bandara itu akan dikembangkan dengan menyediakan fasilitas yang lebih nyaman dan Lion akan mengoperasikan Batik Air untuk melayani penumpang, kata Kepala Humas Lion Air Edward Sirait dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

"Visi kami, Bandara Halim ini harus menjadi etalase nasional, ornamennya harus berbau batik, harus menjadi pintu masuk bagi yang datang ke Jakarta," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas tinggi sehingga memenuhi fasilitas yang mendukung.

Edward menjamin pengembangan dengan merenovasi ulang bandara tersebut tidak akan mengganggu kegiatan operasional maskapai lain dan kegiatan TNI AU.

Dengan mengoperasikan Batik Air di Bandara Halim, menurut Edward, Lion menargetkan 12 juta penumpang dilayaninya pada 2015, meningkat dari enam juta pada tahun 2014, dan empat juta pada 2013.

Dalam kesempatan sama, Kiswodarmawan, direktur utama PT Adhi Karya, perusahaan kontraktor pembangunan Bandara Halim Perdanakusumah, mengatakan bahwa Bandara Halim mungkin akan lebih nyaman dibanding Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

"Tidak hanya bandara, tetapi Halim adalah etalase Indonesia dan akan jauh lebih nyaman dari Cengkareng," katanya.

Dia menuturkan bahwa lantai bandara tersebut akan dilapisi marmer dan karpet sekelas hotel bintang lima serta mencakup taxi way, apron, dan garbarata (belalai).

Kiswodarmawan mengatakan pihaknya akan mengintegrasikan bandara, MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) dan hotel untuk mendukung bandara yang berada di kota atau Jakarta City Airport.

Menurutnya, terminal bandara tersebut nantinya bisa memuat 12 juta penumpang per tahunnya.

Selain itu, untuk mendukung moda transportasi darat, Adhi Karya dan Lion Group akan membangun monorel yang menghubungkan Dukuh Atas, Jakarta Pusat dan Bandara Halim, Jakarta Timur.

Dia mengatakan bahwa Dukuh Atas merupakan titik kedatangan penumpang dari Jabodetabek melalui moda kereta api.

Monorel yang mampu mengangkut 120--180 orang itu akan dibangun sepanjang 13 kilometer dengan 11 stasiun, yakni Stasiun Dukuh Atas, Four Season, Kuningan Sentral, Casablanca, Menara Kadin, Tegal Parang, Pancoran Tugu, Cikoko, Otista, dan Bandara Halim.

Pengembangan bandara serta monorel akan menelan biaya Rp5 triliun dan pembangunannya dimulai pada November mendatang serta ditargetkan selesai Juli--Agustus 2015.

Pengembangan bandara tersebut tersebut merupakan kerja sama antara PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS), anak perusahaan Lion Group, dan Induk Koperasi TNI AU (Inkopau) dengan pembagian 80 persen berbanding 20 persen.

Pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma oleh Lion Group tersebut dilatarbelakangi meningkatnya penumpang Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 17,5 persen dan diperkirakan bandara internasional tersebut akan kelebihan kapasitas pada 2020.

Pembangunan bandara tersebut merupakan salah satu rencana strategis Lion Group untuk jangka panjang, selain pengadaan armada dan saran pendukung, seperti pusat pelatihan dan pusat perawatan pesawat.

Untuk mewujudkan rencana tersebut telah ditandatangani pengadaan pesawat dengan Boeing, Airbus, dan ATR dengan total 742 pesawat dan telah dibangun pusat pelatihan seluas 35 hektare yang berlokasi di Bandara Mas Cengkareng dan Balaraja, Tangerang, berupa fasilitas simulator, ruang kelas, serta mess siswa.

Selain itu, lanjut dia, pusat perawatan pesawat telah dibangun dan beroperasi di Batam seluas 28 hektare.