Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu empat mata dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) di Galeri Seni Kunstkring, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa.

Meski Jokowi telah bertemu empat mata dengan ARB selama kurang lebih satu jam, namun partai berlambang pohon beringin itu tidak berpaling dari Koalisi Merah Putih (KMP).

"Saya tanyakan mengenai posisi Golkar seperti apa? Beliau menyampaikan akan tetap pada posisi di KMP," Kata Jokowi dalam konferensi pers usai bertemu ARB.

Jokowi pun mengaku menerima keputusan itu karena dalam demokrasi, perbedaan merupakan suatu hal yang lumrah.

"Menurut saya itu bagus sebagai sebuah keseimbangan, check and balance dalam kita mengelola pemerintahan ini. Jadi nanti ada yang mengontrol dan ikut mengawasi. Saya kira dalam manajemen kenegaraan itu bagus," kata Jokowi.

Sementara itu, ARB menyatakan keduanya sepakat untuk "berbeda" namun bukan untuk saling menjatuhkan melainkan menjadi sahabat yang saling memberi dukungan dan kritikan membangun.

"Kita sepakat berpendapat perbedaan di alam demokrasi adalah sesuatu yang lumrah tapi tidak berarti bermusuhan, tapi lebih pada mencari solusi yang terbaik untuk bangsa dan negara," kata ARB.

Ia menegaskan posisi Partai Golkar di KMP bukan sebagai musuh atau oposisi, melainkan sebagai penyeimbang.

"Golkar dan KMP hanya bertindak sebagai penyeimbang bukan musuh, bukan oposisi. Orang mengatakan kalau penyeimbang banci, saya katakan tidak. Kalau oposisi itu semua ditentang, kalau penyeimbang itu yang baik harus didiskusikan," kata politisi kawakan tersebut.

Dalam kesempatan itu, ARB dan Jokowi sepakat ke depan akan ada keterbukaan komunikasi antara politisi.

"Ke depan, kalau ini semua politik dapat membuka ruang komunikasi, Indonesia akan hebat, bagus, dan luar biasa," kata ARB.

Soal koalisi, Jokowi sempat bercanda kalau keputusan Golkar tidak berkoalisi dengan pemerintahnya belumlah final.

"Jadi sekali lagi saya tadi bertanya loh, tidak mengajak. Dan pertanyaan saya langsung dijawab Pak ARB. Jawaban sudah tahu jadi tidak perlu ada yang diteruskan. Mengenai koalisi tidak ada yang perlu dilanjutkan. Tapi itu jawaban hari ini ... belum tentu besok, bulan depan," kata Jokowi sambil tertawa.

Menimpali selorohan Jokowi itu, ARB menyiratkan Golkar tidak mungkin bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat karena pelantikan kabinet dilakukan tanggal 21 Oktober.

"Kabinet 'kan baru tanggal 21 pelantikannya," tukasnya.