Jakarta (ANTARA News) - Komunitas Peduli Demokrasi di Queensland, Australia yang terdiri atas mahasiswa, pekerja profesional, dan tenaga pendidik, Sabtu menggelar aksi damai di Guyatt Park, Brisbane, menolak terjadinya perampasan hak pemilih Warga Negara Indonesia (WNI) dalam memilih kepala daerahnya masing-masing.
"Aksi ini sebagai bentuk menolak dan mengecam upaya pengembalian mekanisme pilkada langsung menjadi tidak langsung melalui DPRD," kata Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia di University of Queensland (PPIA UQ), Faisal Rizal dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta. Minggu.
Faisal Rizal menjelaskan, aksi tersebut diikuti sekitar 100 orang diisi dengan orasi demokrasi, pembacaan puisi, dan persembahan lagu oleh Keroncong Brisbane.
"Ada juga pembubuhan tanda tangan di atas kain putih yang bertuliskan "Kembalikan Hak Suara Kami!" sebagai simbol dukungan terhadap Pilkada langsung," katanya.
Menurut Faisal, aksi damai tersebut khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia.
"Semoga para wakil rakyat dan pemerintah di Tanah Air mau mendengar aspirasi warga negaranya selaku pemegang kedaulatan tertinggi," ujarnya.
Aksi penolakan Pilkada tidak langsung di Brisbane ini menambah deret sikap penolakan yang disampaikan oleh mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Australia sebelumnya, yaitu di Perth, Melbourne, Sydney, Adelaide, dan Canberra.
Mahasiswa Indonesia di Australia tolak UU Pilkada
12 Oktober 2014 20:20 WIB
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: