Jakarta (ANTARA News) - Penyediaan fasilitas umum untuk difabel khususnya di kereta api hingga kini belum memadai karena terkendala biaya.

"Kami sudah mulai memperhatikan terhadap pelanggan yang berkebutuhan khusus. Tetapi itu kami lakukan secara bertahap karena biaya yang tidak sedikit," kata Totok Suryanto, VP Operasional PT Kereta Api Indonesia.

Totok mengemukakan hal itu dalam Diskusi Mendorong Implementasi Fasilitas Infrastruktur & Transportasi Publik yang Ramah Bagi Penyandang Disabilitas di Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Sabtu.

"Kereta yang kami miliki beragam, ada dengan platform tinggi dan rendah. Berbeda dengan negara-negara yang memiliki fasilitas yang homogen yang tinggi platform-nya sama dengan pintu dan memudahkan difabel lewat," kata Totok.

Ia menjelaskan "untuk commuter line kami mengaku belum banyak mengedukasi masayarakat untuk tempat duduk prioritas bagi penyandang disabilitas, ibu hamil, dan lansia."

Sementara itu pembicara lainnya, penyandang difabel Sri Lestari, mengaatakan sulit memesan tiket kereta api karena meja petugas loket tidak ramah untuk penyandang cacat.

"Saya kalau mau pesan tiket kereta api, tidak pernah lihat petugas yang melayani karena terlalu tinggi. Di stasiun masih banyak anak tangga yang menyulitkan pergerakan kami yang menggunakan kursi roda," kata Sri Lestari.

"Begitu juga dengan pintu toilet kamar mandi yang terlalu kecil untuk dilewati kursi roda."

Sementara Editor-in-Chief Kartunet, Dimas Prasetyo Muharam berkata, "Kami terbantu sekali dengan adanya internet. Sekarang memesan tiket tidak usah antri cukup online saja."

Sri Lestari adalah seorang paraplegia yang menyebabkan kelumpuhan dari pinggang ke bawah. Sri Lestari baru menyelesaikan perjalanannya menempuh jarak 2500 kilometer, melintasi Sumatera ke Jakarta sejak 5 Septemeber-10 Oktober 2014.

Sementara Kartunet adalah media warga yang dikelola oleh penyandang disabilitas sebagai sarana informasi dan pengembangan minat dan bakat penyandang disabilitas.

Kartunet diluncurkan sejak 19 Januari 2006, Kartunet menghadirkan informasi berupa berita, artikel inspiratif, teknologi aksesibel, opini, podcast, karya fiksi, dan karya-karya lain terkait isu disabilitas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia inklusif.

Kartunet berasal dari kata "karya" dan "tunanetra".