BNPB: Gunung Sinabung masih berpotensi erupsi
10 Oktober 2014 18:39 WIB
Lava pijar disertai debu vulkanik meluncur di lereng Gunung Sinabung, yang terekam dari Desa Jeraya, Karo, Sumut, Kamis (9/10) malam. (ANTARA FOTO/Endro Lewa)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Gunung Sinabung di Sumatera Utara masih berpotensi mengalami erupsi karena aktivitas vulkanik yang masih tinggi.
"Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengamatan PVMBG Badan Geologi, erupsi masih berpeluang terjadi.
"Hal ini terlihat dari adanya 10 kali gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran, dan gempa vulkanik," katanya.
Hingga sekarang, kata dia, telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas. Status masih Siaga (level III).
Dia juga menambahkan, tidak ada korban jiwa dari erupsi tersebut.
"Sebanyak 100.000 masker telah dibagikan. Pembersihan abu vulkanik dengan penyiraman dilakukan tiga kali sehari," katanya.
Sekolah yang terdampak abu vulkanik, kata dia, diliburkan sementara dan akan dipindahkan ke tempat yang aman.
Sementara, jumlah pengungsi hingga saat ini 3.287 jiwa (1.019 KK) yang tersebar di 16 titik.
"Sebanyak 19.478 jiwa (5.675 KK) telah dipulangkan ke rumahnya. Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara 6.179 jiwa (2.053 KK)," katanya.
Sutopo menambahkan, para pengungsi telah disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah.
"Pengungsi ini berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan," katanya.
Selain itu, BNPB, ujarnya, telah memberikan dana siap pakai ke BPBD Karo sebesar Rp10,3 miliar untuk sewa lahan dan rumah tersebut.
"Aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengamatan PVMBG Badan Geologi, erupsi masih berpeluang terjadi.
"Hal ini terlihat dari adanya 10 kali gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran, dan gempa vulkanik," katanya.
Hingga sekarang, kata dia, telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas. Status masih Siaga (level III).
Dia juga menambahkan, tidak ada korban jiwa dari erupsi tersebut.
"Sebanyak 100.000 masker telah dibagikan. Pembersihan abu vulkanik dengan penyiraman dilakukan tiga kali sehari," katanya.
Sekolah yang terdampak abu vulkanik, kata dia, diliburkan sementara dan akan dipindahkan ke tempat yang aman.
Sementara, jumlah pengungsi hingga saat ini 3.287 jiwa (1.019 KK) yang tersebar di 16 titik.
"Sebanyak 19.478 jiwa (5.675 KK) telah dipulangkan ke rumahnya. Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara 6.179 jiwa (2.053 KK)," katanya.
Sutopo menambahkan, para pengungsi telah disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah.
"Pengungsi ini berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan," katanya.
Selain itu, BNPB, ujarnya, telah memberikan dana siap pakai ke BPBD Karo sebesar Rp10,3 miliar untuk sewa lahan dan rumah tersebut.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: