PBB, New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengutuk serangan mematikan terhadap prajurit pemelihara perdamaian di Mali dan mendesak pemerintah setempat menyeret penyerangnya ke pengadilan.

"Anggota DK PBB menyeru Pemerintah Mali agar secepatnya menyelidiki serangan ini dan menyeret pelakunya ke pengadilan, dan menekankan bahwa tanggung jawab atas serangan ini mesti ditegakkan," demikian pernyataan DK PBB yang dikutip Xinhua, di New York, Selasa.

Serangan yang terjadi Selasa pagi terhadap markas gabungan militer PBB-Prancis di Kidal, Mali Utara, seorang prajurit asal Senegal tewas.

"Anggota Dewan Keamanan menggaris-bawahi serangan yang ditujukan kepada prajurit pemelihara perdamaian merupakan kejahatan perang berdasarkan hukum internasional," kata pernyataan itu.

Belum jelas siapa yang bertanggung-jawab atas serangan tersebut, tapi kelompok gerilyawan yang beroperasi di Mali Utara telah meningkatkan serangan terhadap pasukan asing dalam beberapa pekan belakangan. Sembilan prajurit pemelihara perdamaian PBB dalam satu penyergapan pada Jumat lalu (3/10).

Olivier Salgado, Juru Bicara bagi Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Mali (MINUSMA), mengatakan antara enam dan delapan roket telah ditembakkan ke kamp PBB itu.

"Anggota Dewan Keamanan kembali menegaskan perlunya untuk memerangi dengan segala cara, sejalan dengan Piagam PBB, ancaman terhadap keamanan dan perdamaian internasional akibat aksi pelaku teror. Dan setiap perbuatan teror adalah kejahatan serta tak bisa dibenarkan, tak peduli apa pun alasannya, di mana pun dan kapan terjadi serta siapa pun pelakunya," kata siaran pers Dewan Keamanan PBB.

"Anggota Dewan Keamanan mengingatkan semua negara bahwa mereka harus menjamin semua tindakan yang dilancarkan untuk memerangi aksi teror sejalan dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, terutama hukum kemanusiaan, pengungsi dan hak asasi manusia internasional," katanya.

Anggota Dewan Keamanan mengingatkan semua kelompok bersenjata yang beroperasi di Mali Utara mengenai komitmen mereka untuk beroperasi bersama PBB untuk mencegah serangan terhadap prajurit pemelihara perdamaian sejalan dengan Deklarasi yang mereka tandatangani pada 16 September 2014 di Aljier, Ibu Kota Aljazair, kata pernyataan itu.

Anggota DK "menyampaikan belasungkawan terdalam mereka" kepada keluarga prajurit pemelihara perdamaian yang tewas, serta kepada rakyat dan Pemerintah Senegal dan kepada MINUSMA. Ditambahkannya, mereka memberi penghormatan kepada prajurit pemelihara perdamaian Senegal atas pengorbanan mereka dan upaya yang berlanjut di MINUSMA.

Serangan pada Selasa tersebut adalah yang kedua dalam waktu satu pekan terhadap prajurit pemerintah perdamaian PBB di Mali.

Pada Jumat, sembilan prajurit pemelihara perdamaian PBB dari Niger tewas dalam satu penyergapan di Mali Utara, serangan paling mematikan terhadap misi pemelihara perdamaian PBB di Mali, kata misi PBB itu.

(C003)