Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengingatkan bahwa kota di perbatasan Suriah-Turki, Kobane, di ambang jatuh ke tangan ISIS sehingga pasukan darat diperlukan untuk mengalahkan kaum militan ini.

"Teror tidak akan berakhir...kecuali kami bekerjasama untuk operasi darat," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi di kota Gaziantep, Turki timur.

Dia menambahkan bahwa serangan udara dilancarkan oleh koalisi pimpinan AS untuk membantu para pejuang Kurdi dalam memerangi kelompok militan ISIS tidaklah cukup.

"Berbulan-bulan sudah namun tidak ada hasil yang dicapai. Kobane akan jatuh," kata dia kepada audiens yang sebagian besar merupakan pengungsi Suriah di kamp Islahiye.

"Saya bilang pada Barat, menjatuhkan bom dari udara tidak akan memberikan solusi," kata Erdogan, disambut kerumunan orang.

Parlemen Turki pekan lalu mengotorisasi pemerintah untuk melancarkan aksi militer melawan ekstrimis ISIS, namun sejauh ini tidak ada rencana melancarkan operasi militer yang telah diumumkan.

"Kami mencermati serangan ke Kobane dan kota-kota lain di mana saudara-saudara Kurdi kami hidup dalam keperihatinan besar," kata Erdogan.

Dia menambahkan bahwa jumlah pengungsi di Turki dari kawasan Kobane kini telah meningkat menjadi 200.000 orang.

"Kami hanya ingin damai di kawasan ini. Turki siaga dan sangat berperlengkapan untuk setiap ancaman yang diarahkan langsung kepadanya," tegas dia.

Erdogan kembali menyerukan zona larangan terbang di atas Suriah dan sebuah zona aman untuk para pengungsi. Dia juga meminta pemberontak yang sedang memerangi Presiden Suriah Bashar Al-Assad mesti dilatih dan berperalatan tempur lengkap untuk mengalahkan ISIS.