Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Faisal Abdulah di Jakarta, Senin, menyatakan optimistis bahwa target tersebut akan tercapai untuk memperbaiki peringkat ke-22 APG 2010 di Guangzhou, China. Ketika itu, kontingen Merah Putih membawa pulang dua emas dari cabang bulutangkis.
Asian Paralympic Games adalah pesta olahraga multi event bagi atlet berkebutuhan khusus yang secara rutin digelar setelah Asian Games yang baru saja usai pada 4 Oktober lalu di Incheon.
"Melalui persiapan yang matang selama mengikuti pelatnas di Solo, 75 atlet yang dipercaya tampil di APG siap untuk menembus peringkat sepuluh Asia," kata Faisal.
Kedelapan cabang yang akan diikuti itu adalah panahan, bulutangkis, ten pin boling, tenis kursi roda, atletik, angkat berat, renang dan tenis meja.
Menurut Faisal, selama pemantauan pelatnas APG, atlet yang menjanjikan menyumbang medali emas datang berasal cabang renang, atletik, bulutangkis, tenis meja dan angkat berat.
"Melalui cabang tersebut, kontingen Indonesia minimal mengumpulkan enam medali emas bila ingin masuk peringkat sepuluh besar Asia," katanya.
Faisal juga menegaskan bahwa apa pun bisa terjadi bagi kontingen APG Indonesia seperti yang dialami pada ASEAN Para Games 2013 di Myanmar dengan merebut gelar juara umum. Padahal, saat akan bertolak menuju Myanmar, kontingen tidak pernah membayangkan akan meraih medali terbanyak.
"Yang terpenting dalam menurunkan atlet menuju multi event internasional adalah menjaga kondisi fisik dan mental tanding. Saya berharap semua pelatih mampu memfokuskan atletnya dalam pertandingan, tanpa ada gangguan mental sedikitpun saat akan bertolak ke Incheon, " katanya.
Sementara itu Presiden Komite Paralympic Nasional (NPC) Senny Marbun mengatakan para atlet baru bisa mengikuti pelatnas di Solo setelah usainya pemilihan presiden Juli lalu lalu.
Menurut Senny, 75 atlet yang dipanggil mengikuti pelatnas tersebut didasarkan atas prestasi terbaik mereka pada ASEAN Para Games 2013 di Myanmar dan mereka diyakini berpotensi merebut medali di APG Incheon.
(a032/I007)