Bandung (ANTARA News) - Sepuluh dokter spesialis menangani operasi pemisahan bayi kembar siam dempet pantat, Muhammad Thobaroq Bima Hasan (Bima) dan Muhammad Thobaroq Arjuna Sadikin (Arjuna), di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin, Kota Bandung, Senin.
"Ada sepuluh spesialis yang dikerahkan untuk penanganan operasi dan pascaoperasi bayi Bima-Arjuna ini. Kondisinya sangat rumit dan butuh penanganan sangat-sangat intensif," kata Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin, Benny Wahyudi.
Tim dokter yang menangani operasi pemisahan bayi kembar siam asal Cianjur itu beranggotakan dokter spesialis anestesi, bedah anak, urologi, bedah plastik, orthopedi, anak, radiologi, patologi klinik, dan rehabilitasi medik.
Selain itu ahli psikologi, ahli farmasi, ahli gizi dan sejumlah perawat juga terlibat dalam operasi pemisahan bayi kembar siam pasangan Robby dan Susan, yang berasal dari Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Bayi kembar siam itu lahir pada 2 Januari 2013 secara normal. Sejak lahir mereka mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Alat vital, anus dan
sebagian usus kedua bayi itu menempel. Kembar dempet bokong, menurut Benny, dalam istilah kedokteran disebut conjoined twin inchiopagus tetrapus.
Proses pemisahan bayi kembar itu berlangsung Senin (6/10) sejak pukul 06.30 WIB.
Operasi Bima-Arjuna dilakukan setelah organnya matang guna mengurangi risiko masalah saat operasi berlangsung.
Prof Dr Abdurahman, anggota tim dokter yang menangani operasi Bima-Arjuna, mengatakan operasi membutuhkan waktu lama karena cukup pelik.
"Hari ini prosesnya operasi pemisahan. Setelah perkembangannya bagus maka akan dilanjutkan proses berikutnya bagi Bima-Arjuna," kata Abdurahman.
10 dokter spesialis tangani pemisahan kembar Bima-Arjuna
6 Oktober 2014 13:37 WIB
Bayi kembar siam Muhammad Thobaroq Bima Hasan dan Muhammad Thobaroq Arjuna Sadikin bersama ayahnya Robby Achadiat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/8).(ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: