Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana merevisi target ekspor Indonesia 2014, dari sebelumnya 190 miliar dolar Amerika Serikat, menjadi kurang lebih 180,5 miliar dolar AS atau turun sebesar lima persen.

"Kita akan merevisi turun sekitar lima persen dari 190 miliar dolar AS, untuk tahun ini," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, seusai melakukan jumpa pers kinerja ekspor-impor di Jakarta, Kamis.

Penurunan target ekspor 2014 tersebut tercatat lebih rendah daripada pencapaian pada tahun 2013, karena pada saat itu Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor senilai 179 miliar dolar AS, sementara realisasinya mencapai 182,6 miliar dolar AS.

Lutfi mengatakan keputusan tersebut akan diambil setelah melihat kondisi yang ada dalam waktu dua minggu ke depan, hal tersebut khususnya berkaitan dengan turunnya harga crude palm oil (CPO) yang merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia.

"Kemungkinan dalam waktu dua minggu yang akan datang, jika tidak ada suatu terobosan yang baik maka kita harus merevisi turun," ujar Lutfi.

Menurut Lutfi, penurunan harga CPO sudah mulai terjadi sejak awal Januari 2014, di mana pada saat itu tercatat harga CPO sebesar 920 dolar AS per metric ton, sementara saat ini sudah berada pada level 726 dolar AS per metric ton.

"Saya sedang menghitung apabila tidak ada perbaikan, terlebih tahun lalu ekspor CPO kita mencapai 20 miliar dolar AS," kata Lutfi.

Namun, Lutfi meyakini bahwa untuk tahun 2015, diperkirakan kinerja ekspor akan jauh lebih baik mengingat struktur industri dalam negeri sudah mengalami perbaikan yang terlihat dari tingginya jumlah impor untuk barang modal dan bahan baku penolong

"Jika kita berinvestasi untuk barang-barang tersebut, kita akan mendapatkan keuntungannya 2-3 tahun kedepan, dengan struktur ekspor yang mulai berbeda dan bernilai tambah tinggi," kata Lutfi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2014 mengalami defisit sebesar 318,1 juta dolar Amerika Serikat, dengan demikian, defisit neraca perdagangan secara kumulatif mencapai 1,41 miliar dolar AS.

Sementara itu, secara kumulatif, kinerja ekspor Indonesia untuk periode Januari-Agustus 2014 mencapai 117,42 miliar dolar AS atau menurun 1,52 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2013.

Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Indonesia untuk periode yang sama mencapai 1,41 miliar dolar AS kendati neraca perdagangan non-migas mampu mengantongi surplus sebesar 7,18 miliar dolar AS, namun harus tertekan dengan defisit neraca perdagangan migas sebesar 8,59 miliar dolar AS.