Kota Gaza, Palestina (ANTARA News) - Empat pot bunga menghiasi ruang tengah rumah Hossam al-Dabbus. Dari jauh memang tidak kelihatan jelas, namun dari jarak dekat pot-pot bunga itu dibuat dari selongsong peluru tank-tank Israeli yang dikumpulkan warga Gaza.

Penghuni kamp pengungsi itu memungut puing-puing itu untuk diubahnya menjadi benda seni.

"Saya ingin merawatnya sebagai cenderamata, namun keluarga dan tetangga saya merasa tidak nyaman degan keberadaannya, oleh karena itu saya punya ide mencatnya untuk mempercantiknya," kata pria berusia 33 tahun itu kepada AFP.

"Manakala anak-anak saya tumbuh dewasa saya akan bisa memamerkan ini smua dan mengisahkan bahwa di sini adalah puing-puing perang 2014 yang merenggut nyawa 2.000 orang, dan ini adalah cara saya mengubah instrumen kematian menjadi pot-pot kehidupan sehingga membuat bom-bom ini menjadi vas-vas bunga," kata dia.

Selama perang yang berlangsung selama tujuh pekan dan berakhir pada 26 Agustus, pasukan Israel telah melontarkan rudal dan tembakan-tembakan tank ke Gaza, sedangkan Hamas sendiri menembakkan ribuan roket dan mortir ke Israel.

Secara mengagetkan, Dabbus yang tinggal di kamp pengungsan terbesar Gaza di Jabaliya dan berbisnis madu, menerima pesanan untuk membuat benda seni.

Demi mengamankan material untuk benda seninya itu, dia menemui polisi Gaza.

"Ketika lusinan orang meminta saya menghias selongsong-selongsong peluru meriam, polisi memberikan sebanyak mungkin yang saya minta, tentu saja saya hanya menggunakannya untuk seni saya," kata dia.

Dia lalu membawa sisa-sisa perang itu ke rumahnya. "Saya tak ingin orang menyangka saya sedang membangun pabrik senjata dan mengumpulkan bom Israel di rumah saya," kata dia.

Kini orang-orang bisa menikmati karya seninya itu, demikian AFP.