Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan para menteri di kabinetnya wajib mengenakan baju batik lengkap dengan peci setiap hari.

"Keinginan kita nantinya yang jadi menteri dan pejabat kalau rapat tidak usah pakai jas tapi pakai batik saja. Saya membayangkan setiap hari, seminggu empat atau lima kali pakai batik dan peci sehari pakai baju putih. Pakai jasnya setahun sekali saja. Dengan demikian industri kecil bisa bergerak," kata Jokowi dalam perayaan Hari Batik sekaligus peresmian Pasaraya Tribute to Batik di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Kamis.

Menurut perhitungan Jokowi, dengan menggalakan penggunaan peci setiap hari, maka akan terjadi lonjakan ekonomi yang besar pada perekonomian industri kecil di Indonesia.

"Jumlah penduduk kita 250 juta. Pria dewasa 80 juta. Harga peci rata-rata Rp75.000. Kalau punya peci satu saja, maka 80 juta kali Rp75.000 bisa R6 triliun. Kalau punya 2 peci bisa Rp12 triliun," kata Jokowi.

Jokowi menekankan hal-hal seperti itulah yang nantinya akan membantu meningkatkan perekonomian bangsa.

"Yang di-Kepres-kan jangan yang sulit-sulit. Yang sederhana begini bisa timbulkan lonjakan ekonomi. Semua pejabat wajib pakai peci. Produksi peci langsung meningkat," katanya.

Bukan hanya batik, kerajinan hasil industri kecil Tanah Air juga harus didorong perkembangannya seperti kalung ikat, sarung oyor dan lain-lain.

Jokowi sendiri merasa prihatin dengan perkembangan industri batik dan kerajinan tangan di Indonesia yang kurang berkembang sejak 10 tahun terakhir.

"Tahun 1992, saya pameran pertama di Eropa, stan Indonesia ada 14, Malaysia 7, Tiongkok 10, Thailand 5. 10 tahun kemudian, Tiongkok 300, Thailand 70, Malaysia 100 dan Indonesia 14, ini mesti ada yang keliru. Memang negara harus hadir kalau negara hadir pasti usaha mikro akan tumbuh," katanya.