Populasi burung maleo di Pulau Pombo berkurang
2 Oktober 2014 12:49 WIB
Dua ekor anakan burung Maleo (Macrocepalon Maleo) ditangkarkan sebelum dilepas ke habitatnya. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Ambon (ANTARA News) - Perkembangan populasi burung Gosong (maleo) yang saat ini terdapat di Pulau Pombo, Kabupaten Maluku Tengah semakin berkurang.
"Berkurangnya burung maleo ini bukan karena diburu manusia tetapi diperkirakan berpindah tempat ke Desa Kailolo (Pulau Haruku) yang hanya berjarak kurang lebih tiga kilometer dari Pulau Pombo," kata Kunty Staf Pengendalian ekosistim Hutan (PEH) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku di Ambon, Kamis.
Sebenarnya, lanjutnya, bukan berpindah tempat juga ke Desa Kailolo tetapi penyebaran burung yang memiliki telur beratnya mencapai 20 persen dari berat tubuhnya juga di ada Pulau Haruku sehingga perairan dekat Desa Kailolo disebut Tanjung Maleo.
Dia menjelaskan, sekarang ini jumlah burung tersebut diperkirakan hanya mencapai ratusan ekor saja tidak seperti beberapa tahun sebelumnya yang bisa mencapai ribuan.
Karena itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku ke depan akan tetap melestarikannya dengan mengedepankan keamanan di pulau tersebut.
"Apalagi kita ketahui bersama bahwa status Pulau Pombo adalah cagar alam, jadi kalau diherasinya BKSDA kita tidak bisa utak-atik bahkan tidak bisa mengambil hasil yang ada di Pulasu tersebut kecuali untuk kepentingan penelitian," katanya.
Untuk pembinaan habitatpun tidak bisa dilakukan cagar alam seperti Pulau Pombo, karena itu upaya BKSDA hanya sebatas pengamanan dengan merekrut beberapa orang pemuda dari beberapa desa terdekat dengan Pulau Pombo dengan tujuan utama ikut menjaga kelestarian Pulau Pombo.
BKSDA Dishut Maluku tahun 2014 baru sebatas identifikasi jenis-jenis burung yang ada di sana namun hingga kini belum merujuk ke besaran populasinya, berapa banyak burung berbagai jenis yang ada di sana.
Untuk diketahui berbagai jenis burung yang ada disana yakni selain maleo ada juga burung pombo, raja udang dan burung bangau yang juga merupakan burung migran bukan indemik.
Jadi burung-burung ini baik maleo, pombo, raja udang, bangau, lanjutnya, semuanya dilindungi dan dilestarikan.
Menurut Kunty, sebenarnya populasi burung yang terbesar sejak dulu di Pulau Pombo yakni burung pombo bukan burung maleo, hanya saja burung pombo bukan endemik tetapi migran dari Australia sejak dulu.
"Beberapa tahun yang lalu Pulau pombo itu kalau dilihat dari kejauhan kelihatannya putih mengelilingi daratan maupun pantai oleh banyaknya burung pombo, tetapi sekarang sangat berkurang tidak sampai ratusan ekor lagi," ujarnya.
"Berkurangnya burung maleo ini bukan karena diburu manusia tetapi diperkirakan berpindah tempat ke Desa Kailolo (Pulau Haruku) yang hanya berjarak kurang lebih tiga kilometer dari Pulau Pombo," kata Kunty Staf Pengendalian ekosistim Hutan (PEH) Dinas Kehutanan Provinsi Maluku di Ambon, Kamis.
Sebenarnya, lanjutnya, bukan berpindah tempat juga ke Desa Kailolo tetapi penyebaran burung yang memiliki telur beratnya mencapai 20 persen dari berat tubuhnya juga di ada Pulau Haruku sehingga perairan dekat Desa Kailolo disebut Tanjung Maleo.
Dia menjelaskan, sekarang ini jumlah burung tersebut diperkirakan hanya mencapai ratusan ekor saja tidak seperti beberapa tahun sebelumnya yang bisa mencapai ribuan.
Karena itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku ke depan akan tetap melestarikannya dengan mengedepankan keamanan di pulau tersebut.
"Apalagi kita ketahui bersama bahwa status Pulau Pombo adalah cagar alam, jadi kalau diherasinya BKSDA kita tidak bisa utak-atik bahkan tidak bisa mengambil hasil yang ada di Pulasu tersebut kecuali untuk kepentingan penelitian," katanya.
Untuk pembinaan habitatpun tidak bisa dilakukan cagar alam seperti Pulau Pombo, karena itu upaya BKSDA hanya sebatas pengamanan dengan merekrut beberapa orang pemuda dari beberapa desa terdekat dengan Pulau Pombo dengan tujuan utama ikut menjaga kelestarian Pulau Pombo.
BKSDA Dishut Maluku tahun 2014 baru sebatas identifikasi jenis-jenis burung yang ada di sana namun hingga kini belum merujuk ke besaran populasinya, berapa banyak burung berbagai jenis yang ada di sana.
Untuk diketahui berbagai jenis burung yang ada disana yakni selain maleo ada juga burung pombo, raja udang dan burung bangau yang juga merupakan burung migran bukan indemik.
Jadi burung-burung ini baik maleo, pombo, raja udang, bangau, lanjutnya, semuanya dilindungi dan dilestarikan.
Menurut Kunty, sebenarnya populasi burung yang terbesar sejak dulu di Pulau Pombo yakni burung pombo bukan burung maleo, hanya saja burung pombo bukan endemik tetapi migran dari Australia sejak dulu.
"Beberapa tahun yang lalu Pulau pombo itu kalau dilihat dari kejauhan kelihatannya putih mengelilingi daratan maupun pantai oleh banyaknya burung pombo, tetapi sekarang sangat berkurang tidak sampai ratusan ekor lagi," ujarnya.
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: