Washington (ANTARA News) - Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Rabu, menyerukan pertumbuhan ekonomi secara global yang lebih dapat dipertanggungjawabkan, dan menunjuk krisis Ebola sebagai kegagalan berbagi pengetahuan dan infrastruktur secara adil dengan negara-negara di Afrika.

Berbicara di Howard University di Washington DC beberapa hari sebelum Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF, Kim menggarisbawahi tujuan kembar Bank Dunia mengakhiri kemiskinan ekstrim pada 2030 dan meningkatkan kemakmuran bersama di antara 40 persen yang paling miskin di negara berkembang.

Dia mencatat kedua target itu berarti memerangi ketidakadilan, dan bagaimana membuat kemajuan dalam mencapai hal itu.

"Kami bekerja untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan meningkatkan kehidupan semua anggota masyarakat, bukan hanya menguntungkan beberapa orang saja," kata Kim.

"Untuk mencapai hal ini, Kelompok Bank Dunia bertujuan untuk mencapai target-target khusus terkait pendapatan dan sosial. Kami ingin meningkatkan pendapatan dari 40 persen yang berpenghasilan terendah di negara-negara berkembang dan meningkatkan akses mereka ke hal-hal penting dalam kehidupan, termasuk makanan, perawatan kesehatan, pendidikan dan pekerjaan," kata dia.

Mengutip sebuah laporan dari Oxfam International, sebuah konfederasi pengurangan kemiskinan global, menunjukkan bahwa 85 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan gabungan setara 3,6 miliar termiskin, Kim mengatakan bahwa meningkatkan kemakmuran bersama juga penting untuk mengejar keadilan.

Kim mencatat bahwa ketidaksetaraan dalam masyarakat adalah masalah yang lebih besar daripada pendapatan, dan mengutip krisis Ebola sebagai kegagalan untuk berbagi pengetahuan dan infrastruktur secara adil dengan negara-negara di Afrika.

"Pengetahuan dan infrastruktur untuk mengobati orang sakit dan mencegah virus yang ada di negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah. Namun, selama bertahun-tahun, kita telah gagal untuk membuat keduanya dapat diakses masyarakat berpenghasilan rendah di Guinea, Liberia dan Sierra Leone," tiga negara yang paling dilanda Eloba, kata dia.

"Jadi sekarang, ribuan orang di negara-negara ini sedang menderita karena, dalam undian kelahiran, mereka lahir di tempat yang salah," kata Kim, dokter yang terlatih dalam pengobatan penyakit menular.

Pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu telah memberikan bantuan 400 juta dolar AS kepada tiga negara Afrika Barat yang paling terkena dampak untuk mengatasi krisis. Pembiayaan ini akan membantu mereka mengatasi krisis dan membangun sistem kesehatan yang lebih kuat selama beberapa tahun ke depan.

Wabah penyakit saat ini telah menewaskan lebih dari 3.300 orang di Afrika Barat sepanjang tahun ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF tahun ini akan diadakan pada 10--12 Oktober.

(A026)