Bangkok (ANTARA News) - Thailand pada Selasa mengumumkan rencana untuk memberikan gelang yang berisi data pribadi kepada para wisatawan, setelah kerajaan itu gagal memberikan keamanan para tamu, sehubungan dengan pembunuhan dua pelancong asal Inggris.

Dalam skema tersebut, hotel-hotel wajib membagikan gelang bagi tamu yang baru datang.

"Bila sesuatu menimpa mereka, kita akan tahu nama, kewarganegaraan dan hotelnya," kata Arnuparp Gaesornsuwan, Direktur Jenderal di Kementerian Pariwisata kepada AFP.

"Kami telah membahasnya bersama operator hotel dan mereka bersedia melakukannya" katanya.

"Kami tidak akan meminta informasi pribadi para tamu, hanya daftar dari isian yang sudah mereka berikan untuk kartu imigrasi," ujarnya.

Polisi pariwisata mengatakan langkah keamanan itu akan dilakukan secara sukarela.

"Bila mereka (wisatawan) mabuk dan jatuh tertidur di pantai, kami bisa membawa mereka kembali ke hotel," kata komandan polisi pariwisata, Apichai Ti-armataya, kepada AFP.

Ia mengatakan bahwa rencana tersebut akan dilaksanakan dengan "segera" di kawasan wisata laris seperti kepulauan Koh Tao dan Koh Phangan dan pantai Pattaya.

Kementerian Pariwisata juga akan membatasi jam pesta di pusat-pusat pariwisata.

"Para turis datang kemari untuk menyelam atau menyanjung keindahan alam --bukan untuk berpesta," kata Arnuparp. Ia menambahkan bahwa pembatasan zona pesta akan mengendalikan kelab dan bar yang buka sepanjang malam.

Citra Thailand sebagai surga pariwisata telah dicoreng oleh pembunuhan kejam dua pelancong Inggris, David Miller (24) dan Hannah Witheridge (23) awal bulan ini.

Jenazah mereka yang rusak ditemukan di pesisir selatan pulau Koh Tao lebih dari seminggu lalu, dan pencarian belum menemukan tersangka serta membuat polisi putus asa.


Penerjemah: Maria Dian Adriana