Takut KPK, alas tidur jamaah haji di Arafah tipis
30 September 2014 20:27 WIB
Masjidil Haram Masjidil Haram, Makkah, mulai dipadati oleh jamaah dari berbagai dunia pada Kamis subuh (4/9). Jumlah kuota jamaah haji Indonesia tahun 2014 sebanyak sekitar 168.800 jamaah haji yang terdiri dari 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. (Unggul Tri Ratomo) ()
Makkah (ANTARA News) - Fasilitas jamaah haji di Arafah, terutama alas untuk tidur, akan lebih buruk dibanding tahun lalu karena saat ini hanya menggunakan fasilitas standar dan tidak dilengkapi dengan karpet yang lebih tebal yang harus disewa dengan tambahan biaya.
"Tahun lalu ada inisiatif dengan tambahan karpet dan tambah biaya. Namun BPK dan KPK mempersoalkan," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di sela meninjau fasilitas jamaah haji Indonesia yang akan digunakan saat melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Selasa.
Lukman Hakim mengatakan alas tidur di tenda jamaah haji akan kembali keadaan semula yakni fasilitas standar yang disediakan oleh muassasah (swasta Arab Saudi yang menangani jamaah haji).
Fasilitas standar alas tidur tersebut berupa ambal yang sudah berdebu, kumal dan lusuh. Seorang jamaah haji memang membayar "general service fee" (biaya pelayanan umum) kepada pemerintah Arab Saudi dalam melaksanakan ibadadah haji. "General service fee" ini antara lain digunakan untuk fasilitas di Arafah, Muzdalifah, Mina dan juga sarana transportasi.
Sebenarnya, kata Lukman, tahun lalu alas tidur tersebut ditambah lagi dengan karpet, namun memang harus ada biaya tambahan. Hal ini dipersoalkan oleh BPK dan KPK karena dinilai terjadi pembiayaan ganda karena sudah ada alas, namun menyewa kembali.
Oleh karena itu, kata Lukman Hakim, tahun ini sulit bagi Kemenag untuk kembali mengadakan karpet bagi jamaah haji.
Menag mengatakan, tahun depan akan dipikirkan agar jamaah bisa menyediakan ambal yang layak bagi para jamaah. Kemenag akan menyakinkan pihak pengawas agar penambahan biaya yang dapat memberikan manfaat bagi jamaah bisa ditolerir.
Sementara itu kondisi tenda di Mina relatif cukup baik dibanding Arafah, karena selain disediakan karpet yang lebih tebal juga disediakan alat pendingin.(*)
"Tahun lalu ada inisiatif dengan tambahan karpet dan tambah biaya. Namun BPK dan KPK mempersoalkan," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, di sela meninjau fasilitas jamaah haji Indonesia yang akan digunakan saat melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Selasa.
Lukman Hakim mengatakan alas tidur di tenda jamaah haji akan kembali keadaan semula yakni fasilitas standar yang disediakan oleh muassasah (swasta Arab Saudi yang menangani jamaah haji).
Fasilitas standar alas tidur tersebut berupa ambal yang sudah berdebu, kumal dan lusuh. Seorang jamaah haji memang membayar "general service fee" (biaya pelayanan umum) kepada pemerintah Arab Saudi dalam melaksanakan ibadadah haji. "General service fee" ini antara lain digunakan untuk fasilitas di Arafah, Muzdalifah, Mina dan juga sarana transportasi.
Sebenarnya, kata Lukman, tahun lalu alas tidur tersebut ditambah lagi dengan karpet, namun memang harus ada biaya tambahan. Hal ini dipersoalkan oleh BPK dan KPK karena dinilai terjadi pembiayaan ganda karena sudah ada alas, namun menyewa kembali.
Oleh karena itu, kata Lukman Hakim, tahun ini sulit bagi Kemenag untuk kembali mengadakan karpet bagi jamaah haji.
Menag mengatakan, tahun depan akan dipikirkan agar jamaah bisa menyediakan ambal yang layak bagi para jamaah. Kemenag akan menyakinkan pihak pengawas agar penambahan biaya yang dapat memberikan manfaat bagi jamaah bisa ditolerir.
Sementara itu kondisi tenda di Mina relatif cukup baik dibanding Arafah, karena selain disediakan karpet yang lebih tebal juga disediakan alat pendingin.(*)
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: