Hujan baru turun November di Jabodetabek
30 September 2014 17:00 WIB
Deretan gedung-gedung bertingkat yang berada di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (5/9). Suhu Jakarta hari ini sekitar 35-36 derajat celsius dan tidak dikategorikan sebagai ekstrim. (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan mulai turun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mulai November.
"Puncaknya nanti di bulan Desember-Februari. Tapi sebelum itu, pada bulan November sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas tidak lebat dan lama. Artinya, hanya hujan sebentar saja," kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG M Fadli di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan pula bahwa cuaca panas dan kering di Jakarta dan sekitarnya serta wilayah lain seperti Sumetara bagian selatan, sebagian besar Jawa, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat berkaitan erat dengan pergerakan matahari.
"Matahari sekarang ini bergerak dari utara ke selatan. Dan pada saat bagian selatan sudah mulai panas, penguapan banyak terjadi di bulan Desember hingga Februari bertepatan dengan musim barat yang banyak membawa uap air. Sekarang ini adalah masa transisi dari kemarau ke musim hujan," katanya.
Dia mengatakan suhu wilayah Jabodetabek hari ini sekitar 35-36 derajat celsius dan tidak dikategorikan sebagai ekstrim.
"Suhu sekarang ini masih normal begitupun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Fadli serta menambahkan Indonesia pernah mengalami suhu ekstrim 37 derajat celsius tahun 2000-an.
Dia mengharapkan sebelum memasuki periode puncak musim hujan, tanggul sungai dinaikkan, drainase dibersihkan dan sedimen sungai dikeruk untuk mencegah banjir.
"Puncaknya nanti di bulan Desember-Februari. Tapi sebelum itu, pada bulan November sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas tidak lebat dan lama. Artinya, hanya hujan sebentar saja," kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG M Fadli di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan pula bahwa cuaca panas dan kering di Jakarta dan sekitarnya serta wilayah lain seperti Sumetara bagian selatan, sebagian besar Jawa, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat berkaitan erat dengan pergerakan matahari.
"Matahari sekarang ini bergerak dari utara ke selatan. Dan pada saat bagian selatan sudah mulai panas, penguapan banyak terjadi di bulan Desember hingga Februari bertepatan dengan musim barat yang banyak membawa uap air. Sekarang ini adalah masa transisi dari kemarau ke musim hujan," katanya.
Dia mengatakan suhu wilayah Jabodetabek hari ini sekitar 35-36 derajat celsius dan tidak dikategorikan sebagai ekstrim.
"Suhu sekarang ini masih normal begitupun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Fadli serta menambahkan Indonesia pernah mengalami suhu ekstrim 37 derajat celsius tahun 2000-an.
Dia mengharapkan sebelum memasuki periode puncak musim hujan, tanggul sungai dinaikkan, drainase dibersihkan dan sedimen sungai dikeruk untuk mencegah banjir.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: