PM India minta birokrat ikut bersih-bersih
30 September 2014 16:09 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan para birokrat tetap masuk kerja dan membersihkan kantor mereka pada hari libur nasional peringatan kelahiran Mahatma Gandhi dalam upaya meningkatkan kebersihan nasional.(REUTERS/Lucas Jackson)
New Delhi (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi memerintahkan para birokrat tetap masuk kerja dan membersihkan kantor mereka -termasuk toilet- pada hari libur nasional peringatan kelahiran Mahatma Gandhi dalam upaya meningkatkan kebersihan nasional.
Modi ingin memberikan penghormatan bagi pahlawan kemerdekaan itu dengan meluncurkan kampanye "India Bersih" pada Kamis (2/10).
Kampanye yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah sanitasi dan sampah dalam lima tahun itu menandai peringatan ulang tahun Gandhi ke-150 pada 2 Oktober.
Banyak kota-kota India, termasuk New Delhi dan Mumbai, penuh dengan sampah, sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi, kepadatan penduduk dan rencana tata kota yang buruk serta perilaku membuang sampah sembarangan.
Selain itu, menurut studi Bank Dunia, kekurangan toilet di India telah menyebabkan negara itu mengeluarkan biaya lebih dari 50 miliar dolar AS per tahu, kebanyakan akibat kematian dini dan penyakit-penyakit terkait higiene.
Menurut studi itu, India terkena dampak paling besar, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lain, akibat pengumpulan ekskreta manusia yang tidak layak.
Beberapa pejabat pemerintahan di departemen mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka diminta untuk bekerja dan membantu bersih-bersih pada Kamis.
"Kami semua membeli sapu, kami akan membersihkan kamar mandi di sini. Ini pekerjaan kami sekarang," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
Perintah untuk menyapu dan membersihkan jamban mengikuti desakan Gandhi kepada murid-muridnya untuk melakukan tugas-tugas yang di India secara tradisional dihubungkan dengan kasta yang lebih rendah.
Selama kampanye untuk kemerdekaan India dari kekuasaan kolonial Inggris, Gandhi berbicara tentang kebutuhan untuk memperbaiki kebersihan dan mengatakan bahwa "sanitasi lebih penting dari kemerdekaan."
Sejak memerintah, Modi berulangkali menyampaikan seruan Gandhi dan mengeluhkan buruknya sanitasi dan kebersihan ruang publik di India.
Dia juga berjanji akan membersihkan Sungai Gangga yang sudah sangat tercemar pada peringatan ulang tahun ke-150 Gandhi.
Namun inisiatif tersebut menuai gerutu dari beberapa birokrat India, yang mengatakan bahwa perintah tersebut, meski secara teori bersifat sukarela, tidak bisa diabaikan.
Modi melakukan pembersihan di kalangan pejabat sejak ia berkuasa pada Mei, memerintahkan mereka untuk bekerja mulai pukul 09.00 dan melakukan sidak ke kantor-kantor pemerintah.
"Kami sudah masuk kantor tepat waktu dan bekerja sampai malam (sejak Modi menjabat). Sekarang kami diminta untuk menyapu dan kami harus melakukan itu," kata seorang pejabat kepada AFP di new Delhi, Selasa.
"Anak-anak saya kecewa karena saya harus ke kantor pada hari libur," katanya dan meminta tidak disebutkan namanya.
Namun pejabat lain mengatakan, langkah tersebut penting untuk menghilangkan sistem kelas masyarakat yang membudaya, dimana hanya orang-orang dari kasta rendah saja yang membersihkan sampah.
"Ini adalah gerakan sanitasi yang belum pernah terjadi," kata pejabat di kementerian energi tersebut.
"Memegang sapu merupakan simbol kuat. Menunjukkan bahwa tidak ada pekerjaan yang kasar dan bahwa setiap kita harus bertanggung jawab membersihkan sampah kita sendiri." (Uu.S022)
Modi ingin memberikan penghormatan bagi pahlawan kemerdekaan itu dengan meluncurkan kampanye "India Bersih" pada Kamis (2/10).
Kampanye yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah sanitasi dan sampah dalam lima tahun itu menandai peringatan ulang tahun Gandhi ke-150 pada 2 Oktober.
Banyak kota-kota India, termasuk New Delhi dan Mumbai, penuh dengan sampah, sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi, kepadatan penduduk dan rencana tata kota yang buruk serta perilaku membuang sampah sembarangan.
Selain itu, menurut studi Bank Dunia, kekurangan toilet di India telah menyebabkan negara itu mengeluarkan biaya lebih dari 50 miliar dolar AS per tahu, kebanyakan akibat kematian dini dan penyakit-penyakit terkait higiene.
Menurut studi itu, India terkena dampak paling besar, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lain, akibat pengumpulan ekskreta manusia yang tidak layak.
Beberapa pejabat pemerintahan di departemen mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka diminta untuk bekerja dan membantu bersih-bersih pada Kamis.
"Kami semua membeli sapu, kami akan membersihkan kamar mandi di sini. Ini pekerjaan kami sekarang," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan.
Perintah untuk menyapu dan membersihkan jamban mengikuti desakan Gandhi kepada murid-muridnya untuk melakukan tugas-tugas yang di India secara tradisional dihubungkan dengan kasta yang lebih rendah.
Selama kampanye untuk kemerdekaan India dari kekuasaan kolonial Inggris, Gandhi berbicara tentang kebutuhan untuk memperbaiki kebersihan dan mengatakan bahwa "sanitasi lebih penting dari kemerdekaan."
Sejak memerintah, Modi berulangkali menyampaikan seruan Gandhi dan mengeluhkan buruknya sanitasi dan kebersihan ruang publik di India.
Dia juga berjanji akan membersihkan Sungai Gangga yang sudah sangat tercemar pada peringatan ulang tahun ke-150 Gandhi.
Namun inisiatif tersebut menuai gerutu dari beberapa birokrat India, yang mengatakan bahwa perintah tersebut, meski secara teori bersifat sukarela, tidak bisa diabaikan.
Modi melakukan pembersihan di kalangan pejabat sejak ia berkuasa pada Mei, memerintahkan mereka untuk bekerja mulai pukul 09.00 dan melakukan sidak ke kantor-kantor pemerintah.
"Kami sudah masuk kantor tepat waktu dan bekerja sampai malam (sejak Modi menjabat). Sekarang kami diminta untuk menyapu dan kami harus melakukan itu," kata seorang pejabat kepada AFP di new Delhi, Selasa.
"Anak-anak saya kecewa karena saya harus ke kantor pada hari libur," katanya dan meminta tidak disebutkan namanya.
Namun pejabat lain mengatakan, langkah tersebut penting untuk menghilangkan sistem kelas masyarakat yang membudaya, dimana hanya orang-orang dari kasta rendah saja yang membersihkan sampah.
"Ini adalah gerakan sanitasi yang belum pernah terjadi," kata pejabat di kementerian energi tersebut.
"Memegang sapu merupakan simbol kuat. Menunjukkan bahwa tidak ada pekerjaan yang kasar dan bahwa setiap kita harus bertanggung jawab membersihkan sampah kita sendiri." (Uu.S022)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: