Makkah (ANTARA News) - Dua jamaah haji asal Papua yang kesasar akhirnya berhasil bertemu dengan rombongannya, antara lain berkat bantuan Wakil Ketua Amirul Hajj Indonesia Din Syamsuddin yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.

Kedua jamaah yang mengaku imam masjid dari dua desa yang berbeda di Kabupaten Kaimana itu, Dawan dan Zamani, dijemput di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Minggu malam oleh pihak biro perjalanan yang memberangkatkan kedua orang tersebut.

Kedua jamaah tersebut semula diantar oleh petugas haji pada Sabtu malam (27/9) ke Kantor Daker Makkah. Keduanya terpisah dari rombongan ketika sedang tawaf (mengelilingi Kabah tujuh kali) di Masjidil Haram. "Baru beberapa putaran tawaf kami bertiga lepas dari rombongan, namun kemudian kami tinggal berdua," kata Dawan (56) .

Namun usai tawaf, keduanya, kembali terpisah sehingga berjalan sendiri-sendiri. Dawam menyelesaikan sai (berjalan dari Bukit Shafa menuju Bukit Marwah sebanyak tujuh kali), sementara Zamani (58) yang merupakan penduduk asli Papua berupaya mencari kawannya.

Beruntung Dawam bertemu seorang petugas. Sayangnya dia tidak memegang identitas sama sekali sehingga diantar ke kanator Daker. Namun tiba-tiba Zamani muncul, sehingga mereka berdua diantar ke Kantor Daker, Sabtu malam.

Mereka bercerita ada lima orang yang berangkat dari Kaimana dan katanya mereka diberangkatkan oleh Ahmad Nasrow yang tokoh masyarakat di Kaimana. Kemudian saat di Jakarta jumlah rombongan menjadi 23 orang. Beruntung Ahmad Nasrow dikenal oleh Din Syamsuddin yang saat itu baru saja tiba satu hari di Makkah.

Setelah ditelusuri oleh Din Syamsuddin maka diketahui biro perjalanan yang memberangkatkan dan siapa yang mengurus mereka selama di Makkah, dan nomor kontaknya. "Biro perjalanan itu memberangkatkan 23 jamaah haji dan lima diantaranya berasal dari Kaimana," kata Din.

Keduanya mengakui tidak membayar sama sekali. Sementara pihak yang mengurus mereka selama di Makkah dan yang saat itu menjemput mereka, Juned, mengatakan tiket untuk pulang juga sudah disiapkan.

Sebenarnya Dawam sudah meminta identitas sebelum melakukan umroh wajib ke Masjidil Haram tetapi tidak diberikan oleh petugas yang mengurus mereka. Namun keduanya mengatakan bahwa tempat penginapan mereka cukup layak dan mereka juga diberikan makan.

Kepala Seksi Perlindungan Daker Makkah Jaetul Muchlis yang menghubungi Juned mengatakan kemungkinan besar, Dawan dan Zamani merupakan jamaah haji non kuota.

Muchlis berpesan kepada Juned agar melayani ke-23 jamaah haji termasuk Dawan dan Zamani dengan baik. "Bimbing ibadahnya sampai selesai," kata Muchlis.(*)