Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Senin sore, melemah 107 poin menjadi Rp12.155 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.048 per dolar AS.
"Indeks dolar AS masih mempertahankan penguatannya terhadap rupiah setelah data ekonomi produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal kedua mengalami kenaikan sebesar 4,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan kenaikan PDB AS itu ditopang oleh kinerja ekspor dan investasi bisnis. Warga AS juga banyak melakukan belanja pada sektor kesehatan, namun kenaikan tersebut juga dimbangi dengan penurunan belanja di sektor jasa lainya.
"Kenaikan terbesar datang dari investasi bisnis, dan menjadi sinyal yang baik bagi perkonomian AS dalam beberapa bulan ke depan," katanya.
Menurut dia, setelah data PDB Amerika Serikat itu yang menunjukan ekspansi yang berkelanjutan maka akan memperkuat alasan the Fed untuk menaikan suku bunga.
Di sisi lain, lanjut Ariston Tjendra, ketegangan geopolitik kembali muncul di Timur Tengah dan Rusia sehingga instrumen mata uang safe haven seperti dolar AS kembali diuntungkan.
Serangan udara AS terhadap kelompok ISIS dan rencana Rusia untuk membuat peraturan yang mengizinkan penyitaan aset asing, memicu pelepasan aset-aset di pasar keuangan berisiko.
Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan mata uang rupiah diperkirakan dapat kembali menguat meski masih bersifat terbatas menyusul data inflasi September yang sedianya akan dirilis oleh badan pusat statistik (BPS) pada awal Oktober 2014.
"Diharapkan inflasi September 2014 masih stabil sehingga dapat menahan tekanan pada mata uang rupiah," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin (29/9) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.120 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.007 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah melemah jadi Rp12.155 per dolar
29 September 2014 17:14 WIB
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014
Tags: