Indonesia bisa pimpin pasar otomotif Asia Tenggara
25 September 2014 17:03 WIB
Pengunjung memadati Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2014, JIExpo Kemayoran, Jakarta, 18-28 September 2014. Pamaran otomotif terbesar di tahan air, IIMS, menjadi salah satu barometer industri otomotif Indonesia. (FOTO ANTARA News/Arina Suwanto)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Industri Unggul Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, mengatakan Indonesia berpeluang untuk menjadi pemimpin di pasar otomotif Asia Tenggara.
"Kondisinya saat ini industri otomotif di Malaysia sedang cukup jenuh, sehingga Indonesia bisa masuk dan mengisi pasar di Asia Tenggara," kata Budi di sela-sela Konferensi Otomotif Indonesia Internasional IX di Jakarta, Kamis.
Menurut Budi dengan jenuhnya kondisi industri otomotif di Malaysia, maka Indonesia menjelma menjadi satu dari dua kekuatan besar dalam ranah tersebut di Asia Tenggara bersama Thailand.
Budi menyebutkan, Thailand memiliki keuntungan berkat kondisi geografisnya yang berada dalam satu daratan bersama sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, termasuk Kamboja dan Myanmar.
Pun demikian, Indonesia memiliki keunggulan produk yang bisa diterima hampir di mana saja, karena lini yang dihasilkan cenderung cocok dengan segmen penguasa negara-negara berkembang.
"Untuk segmen ground clearance (tinggi), kendaraan berkapasitas tujuh penumpang, Indonesia jagonya.
"Kemudian untuk mobil 4x4 Indonesia juga jago, makanya kesempatan untuk mengisi pasar otomotif di Asia Tenggara itu harus diambil," katanya.
Kemudian, lanjut Budi, untuk segmen SUV, MPV dan Hatchback Indonesia juga memiliki kemampuan, terbukti dengan peningkatan ekspor otomotif yang terus tumbuh.
Sementara itu, Budi juga menyebutkan Indonesia mempunyai potensi ekspor untuk segmen sedan apabila pengembangan terus dilakukan.
"Kita punya 500 karoseri, seharusnya bisa bertumbuh kalau beban fiskal dikurangi," katanya.
Potensi ekspor mobil jenis sedan kata Budi selaiknya tidak dilewatkan begitu saja, karena secara umum di tataran otomotif global jenis itu jauh lebih diminati ketimbang jenis lainnya.
Indonesia tahun ini menargetkan ekspor mobil jadi atau complete build unit (CBU) sebanyak 200 ribu unit atau naik 17,6 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 170 ribu unit.
"Kondisinya saat ini industri otomotif di Malaysia sedang cukup jenuh, sehingga Indonesia bisa masuk dan mengisi pasar di Asia Tenggara," kata Budi di sela-sela Konferensi Otomotif Indonesia Internasional IX di Jakarta, Kamis.
Menurut Budi dengan jenuhnya kondisi industri otomotif di Malaysia, maka Indonesia menjelma menjadi satu dari dua kekuatan besar dalam ranah tersebut di Asia Tenggara bersama Thailand.
Budi menyebutkan, Thailand memiliki keuntungan berkat kondisi geografisnya yang berada dalam satu daratan bersama sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, termasuk Kamboja dan Myanmar.
Pun demikian, Indonesia memiliki keunggulan produk yang bisa diterima hampir di mana saja, karena lini yang dihasilkan cenderung cocok dengan segmen penguasa negara-negara berkembang.
"Untuk segmen ground clearance (tinggi), kendaraan berkapasitas tujuh penumpang, Indonesia jagonya.
"Kemudian untuk mobil 4x4 Indonesia juga jago, makanya kesempatan untuk mengisi pasar otomotif di Asia Tenggara itu harus diambil," katanya.
Kemudian, lanjut Budi, untuk segmen SUV, MPV dan Hatchback Indonesia juga memiliki kemampuan, terbukti dengan peningkatan ekspor otomotif yang terus tumbuh.
Sementara itu, Budi juga menyebutkan Indonesia mempunyai potensi ekspor untuk segmen sedan apabila pengembangan terus dilakukan.
"Kita punya 500 karoseri, seharusnya bisa bertumbuh kalau beban fiskal dikurangi," katanya.
Potensi ekspor mobil jenis sedan kata Budi selaiknya tidak dilewatkan begitu saja, karena secara umum di tataran otomotif global jenis itu jauh lebih diminati ketimbang jenis lainnya.
Indonesia tahun ini menargetkan ekspor mobil jadi atau complete build unit (CBU) sebanyak 200 ribu unit atau naik 17,6 persen dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 170 ribu unit.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: