Presiden minta pemerintah mendatang lanjutkan kebijakan iklim
25 September 2014 07:44 WIB
Pawai Iklim Massal. Pegiat lingkungan membawa instalasi serupa paru-paru raksasa saat Pawai Iklim Massal di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/9). Aksi itu sebagai seruan pada pemimpin negara yang akan mengadakan konferensi iklim di New York untuk sebuah dunia yang aman dari kerusakan akibat perubahan iklim. (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
New York (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintahan mendatang memiliki sikap yang sama terkait masalah iklim dan pembangunan yang berkesinambungan.
Presiden mengatakan perhatian dunia atas masalah iklim terus meningkat belakangan ini dan menjadi satu dari tiga isu utama yang dibicarakan dalam penyelenggaraan sidang tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Apa yang dilakukan di Tanah Air sudah tepat. Apa yang dilakukan Indonesia sudah "on the track". Saya berharap pemerintah mendatang memiliki kepedulian yang sama," tegasnya dalam keterangan pers usai menghadiri rangkaian kegiatan Sidang Umum PBB di New York, Rabu (24/9) sore atau Kamis (25/9) pagi waktu Jakarta.
Presiden mengatakan kondisi itu tentu senada dengan pandangan Indonesia yang selalu aktif untuk masalah-masalah terkait perubahan iklim dan lingkungan.
"Semua sepakat dan penyelenggaraan tahun ini berbeda, saya aktif sejak 2007. Perhatian dunia terhadap perubahan iklim makin kuat dan besar," kata Presiden
Presiden mengatakan kondisi itu tentu senada dengan pandangan Indonesia yang selalu aktif untuk masalah-masalah terkait perubahan iklim dan lingkungan.
"Indonesia ambil bagian penuh dan meyakini kerjasama global bisa lebih efektif," kata Presiden.
Selain KTT Iklim yang diselenggarakan pada Selasa (22/9) lalu, Presiden mengatakan secara khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melangsungkan acara informal bersama 25 pemimpin dunia terkait pembahasan masalah lingkungan.
"Sekjen PBB mengundang secara khusus dan acara itu berlangsung hingga pukul 22.00 malam," papar Presiden.
Ditambahkannya, dalam kesempatan itu diceritakan bagaimana pengalaman Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim di Bali dan bagaimana peran Indonesia dalam KTT serupa di Copenhagen beberapa waktu lalu.
Melihat perkembangan yang ada secara global, Presiden meyakini bahwa langkah yang diambil oleh Indonesia di dalam negeri untuk mendorong pembangunan yang ramah lingkungan dan berorientasi pada lingkungan sudah tepat.
"Apa yang dilakukan di Tanah Air sudah tepat. Apa yang dilakukan Indonesia sudah "on the track". Saya berharap pemerintah mendatang memiliki kepedulian yang sama," tegasnya.
Presiden Yudhoyono sepanjang Rabu (24/9) selain menghadiri dan menjadi salah satu pembicara dalam Sidang Majelis Umum PBB, juga menghadiri pertemuan inisiatif REDD+ dan pertemuan Open Goverment Partnership (OGP).
Kepala Negara dijadwalkan Kamis (25/9) pagi waktu setempat atau kamis (25/9) sore waktu Jakarta bertolak menuju Washington DC.
Presiden mengatakan perhatian dunia atas masalah iklim terus meningkat belakangan ini dan menjadi satu dari tiga isu utama yang dibicarakan dalam penyelenggaraan sidang tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Apa yang dilakukan di Tanah Air sudah tepat. Apa yang dilakukan Indonesia sudah "on the track". Saya berharap pemerintah mendatang memiliki kepedulian yang sama," tegasnya dalam keterangan pers usai menghadiri rangkaian kegiatan Sidang Umum PBB di New York, Rabu (24/9) sore atau Kamis (25/9) pagi waktu Jakarta.
Presiden mengatakan kondisi itu tentu senada dengan pandangan Indonesia yang selalu aktif untuk masalah-masalah terkait perubahan iklim dan lingkungan.
"Semua sepakat dan penyelenggaraan tahun ini berbeda, saya aktif sejak 2007. Perhatian dunia terhadap perubahan iklim makin kuat dan besar," kata Presiden
Presiden mengatakan kondisi itu tentu senada dengan pandangan Indonesia yang selalu aktif untuk masalah-masalah terkait perubahan iklim dan lingkungan.
"Indonesia ambil bagian penuh dan meyakini kerjasama global bisa lebih efektif," kata Presiden.
Selain KTT Iklim yang diselenggarakan pada Selasa (22/9) lalu, Presiden mengatakan secara khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melangsungkan acara informal bersama 25 pemimpin dunia terkait pembahasan masalah lingkungan.
"Sekjen PBB mengundang secara khusus dan acara itu berlangsung hingga pukul 22.00 malam," papar Presiden.
Ditambahkannya, dalam kesempatan itu diceritakan bagaimana pengalaman Indonesia dalam KTT Perubahan Iklim di Bali dan bagaimana peran Indonesia dalam KTT serupa di Copenhagen beberapa waktu lalu.
Melihat perkembangan yang ada secara global, Presiden meyakini bahwa langkah yang diambil oleh Indonesia di dalam negeri untuk mendorong pembangunan yang ramah lingkungan dan berorientasi pada lingkungan sudah tepat.
"Apa yang dilakukan di Tanah Air sudah tepat. Apa yang dilakukan Indonesia sudah "on the track". Saya berharap pemerintah mendatang memiliki kepedulian yang sama," tegasnya.
Presiden Yudhoyono sepanjang Rabu (24/9) selain menghadiri dan menjadi salah satu pembicara dalam Sidang Majelis Umum PBB, juga menghadiri pertemuan inisiatif REDD+ dan pertemuan Open Goverment Partnership (OGP).
Kepala Negara dijadwalkan Kamis (25/9) pagi waktu setempat atau kamis (25/9) sore waktu Jakarta bertolak menuju Washington DC.
Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: