Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik akan segera menjadi bank penyimpan semua data statistik nasional yang bisa menjadi acuan untuk kepentingan pembangunan pemerintah dan masyarakat.

"Tinggal menunggu Keputusan Presiden saja. Rancangannya sudah ada tinggal ditandatangani, dan semoga sudah ada sebelum pemerintah sekarang berakhir," kata Inspektur Wilayah II BPS, Agus Soebeno, pada lokakarya data statistik untuk wartawan, di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan, BPS kini memperkuat infrastruktur untuk mendukung penyimpanan data-data statistik strategis nasional.


"Kami sedang membangun infrastruktur pusat pemulihan data di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jadi kalau ada kejadian luar biasa, semisal gempa di Jakarta, maka kami sudah memiliki cadangan untuk memulihkan data," katanya.



Menurut dia, peran BPS akan makin handal dalam menyajikan data statistik, di antaranya data inflasi, angka kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi.

Ia mengatakan peranan BPS dalam penyedia data statistik strategis sangat diperlukan untuk kelangsungan pembangunan dan juga calon investor.



Hanya saja, ia mengakui dalam pengumpulan data sering terkendala ketika harus mengambil sampel dari perusahaan-perusahaan.

"Seringkali petugas BPS susah mendapatkan data dari perusahaan, namun kami terus melakukan sosialisasi mengenai pentingnya pengumpulan data ini," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, BPS tetap independen dan jujur dalam menyediakan data statistik meski statusnya sebagai lembaga pemerintah. Lembaga itu bisa menyediakan data inflasi secara cepat dengan tetap mengandalkan keakuratan data.

"BPS sudah masuk 10 besar lembaga statistik terpercaya di dunia," ujar Soebeno.

Ia menambahkan, BPS juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melek terhadap data statistik karena produk yang dihasilkan BPS bisa digunakan untuk publik.



"Kalau masyarakat tidak bisa menggunakan data statistik ya percuma juga," katanya.