Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyatakan siapa saja dapat menjadi bupati, wali kota, gubernur bahkan presiden tanpa melihat suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Hal tersebut disampaikannya secara langsung terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh massa Front Pembela Islam (FPI) di Depan Gedung DPRD DKI Jakarta pada siang hari ini.

Dalam aksi tersebut, massa FPI menyampaikan penolakannya terhadap pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI menggantikan Jokowi.

"Siapa pun bisa jadi bupati, wali kota, gubernur dan presiden. Apa pun bisa. Saya kira konstitusi kita tidak mengatakan yang demikian itu (SARA)," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Menurut dia, hal yang perlu diingat dalam konstitusi, yakni wakil gubernur akan diangkat menjadi gubernur apabila gubernurnya mengundurkan diri.

"Yang harus diingat adalah konstitusi kita mengatakan bahwa wakil gubernur akan jadi gubernur kalau gubernurnya mengundurkan diri atau yang lain-lainnya," ujar Jokowi.

Sementara itu, terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan anggota FPI hari ini, dia mengimbau agar aksi tersebut dilakukan dengan sopan santun.

"Tidak ada komunikasi dengan FPI sebelumnya. Tapi, saya kira demonstrasinya harus santun lah. Jangan sampai terjadi aksi-aksi kerusuhan," tutur Jokowi.

Berdasarkan pantauan Antara di lapangan, sekitar 500 anggota FPI telah melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD DKI sejak pukul 11.00 WIB dan akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 14.00 WIB.