Surabaya (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim kembali mengingatkan, curah hujan memasuki musim penghujan kali ini diperkirakan cenderung menurun dibandingkan tahun lalu, namun analisis pembuangan air dan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. ke Kali Porong di Sidoarjo, Jawa Timur, sangat mengawatirkan. "Pembuangan air dan lumpur di Kali Porong rawan terjadi sedimentasi dan pendangkalan mulai area pembuangan sampai muara Kali Porong," kata Staf BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, Jumat. Jika sedimentasi terjadi, menurut dia, semakin lama akan dapat menimbulkan pendangkalan, dan untuk mengatasinya tidak cukup dengan penggelontoran, tapi harus dilakukan pengerukan, khususnya di areal pembuangan hingga muara Kali Porong. Oleh karena itu, ia mengemukakan, jika sedimentasi tidak teratasi, maka dikhawatirkan terjadi penyumbatan saat musim hujan, dan bisa menyebabkan bencana baru, selain luapan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. yang terjadi sejak 29 Mei 2006. Ia mengingatkan pula, sedimentasi juga menghalangi masuknya air laut ke Kali Porong saat pasang, sehingga dapat menyebabkan mundurnya garis pantai sampai ke daratan. "Ini bisa berdampak terhadap rusaknya usaha perikanan di sepanjang pesisir daerah pantai tersebut. Air meluap dari garis pantai yang ada sebelumnya, sehingga bisa masuk ke tambak-tambak di sekitar pesisir pantai itu," ujarnya. Dengan demikian, Eko menyarankan, Tim Nasional Penanggulangan Luapan Lumpur perlu memperhatikan dan mencermati hal-hal tersebut. Ia memperkirakan, pada awal musim penghujan curah hujan relatif tidak tinggi, dan meningkat cukup tinggi diperkirakan baru akan terjadi pada Desember 2006 - Januari 2007. Menurut dia, curah hujan pada periode 2000-2005 tertinggi dalam satu bulan mencapai 445 milimeter (mm) terjadi pada bulan Desember, sedangkan curah hujan tertinggi dalam satu hari senilai 142 mm terjadi pada Januari. "Pada Nopember curah hujan belum seberapa, namun yang perlu diwaspadai pada bulan Desember dan Januari," demikian Eko Prasetyo. (*)