Istanbul (ANTARA News) - Turki akan memberikan dukungan militer atau logistik untuk serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap pemberontak Negara Islam (IS) di Suriah, kata Presiden Turki Tayyip Erdogan seperti dilansir Selasa.

"Kami akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk operasi itu.

Dukungan bisa militer atau logistik," kata Erdogan seperti dikutip oleh penyiar televisi Turki NTV kepada wartawan di New York, lapor AFP dan Reuters.

Amerika Serikat dan "mitra-mitranya" melancarkan serangan bom dan rudal Tomahawk ke posisi-posisi kelompok garis keras ISIS di Suriah, kata Pentagon, Senin.

Media AS memberitakan lima negara Arab ikut serta dalam serangan udara sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk menyerang kelompok ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), yang kini berganti nama IS (Islamic State) dan telah merebut banyak daerah di Suriah dan Irak.

Serangan udara yang dipimpin AS di Suriah itu merupakan satu titik balik dalam perang melawan kelompok IS, yang pemerintah-pemerinah Barat khawatirkan dapat melancarkan serangan-serangan teror di Eropa atau Amerika Serikat.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa militer AS dan pasukan negara-negara mitra telah melakukan serangan militer terhadap IS di Suriah dengan menggunakan bom-bom dan rudal Tomahawk," kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby dalam satu pernyataan.

Keputusan untuk melakukan serangan-serangan udara itu dibuat Senin oleh Panglima Komando Sentral AS, Jenderal Lloyd Austin, "atas izin yang diberikan panglima militer", kata Kirby.

"Kami akan memberikan informasi yang lebih rinci kemudian."

Serangan-serangan itu dipusatkan pada posisi-posisi IS di Raqqa, pangkalan kelompok garis keras Sunni itu, kata surat kabar New York Times, mengutip pernyataan para pejabat AS. Sasaran-sasaran serangan lainnya adalah di sepanjang perbatasan Irak-Sriah, kata surat kabar itu.


Penerjemah: Askan Krisna