Serpong, Banten (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkuat infrastruktur mutu dengan melengkapi fasilitas Pusat Penelitian Kimia di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, dengan laboratorium metrologi kimia.

"Laboratorium ini penting, apalagi kita segera menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tarif tidak akan lagi jadi ganjalan lalu lintas barang, jika kita tidak siap, kita yang akan menjadi korban," kata Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim saat meresmikan Laboratorium Metrologi Kimia LIPI di Puspiptek Serpong, Banten, Selasa.

Saat ini, dunia memasuki paradigma baru dengan berbicara soal mutu, standar, hingga ekonomi hijau.

Menurut Lukman, hal baru tersebut mengisyaratkan bahwa sebenarnya perdagangan bebas hampir tidak ada, mengingat perdagangan global telah menetapkan syarat mutu.

Karenanya, ia mengatakan perlu infrastruktur mutu yang posisinya setara satu dengan lainnya di Asia maupun di tingkat global. Laboratorium Metrologi Kimia LIPI ini yang menjadi standar tertinggi pengukuran kimia di Indonesia.

"Para ahli berpendapat tanpa kemandirian dalam pengukuran, suatu bangsa tidak akan mampu mencapai kemandirian teknologi. Karenanya kita perlu memperkuat infrastruktur metrologi, salah satunya dengan pembangunan metrologi kimia ini," ujar dia.

Menurut Lukman, beberapa negara maju telah membuktikan bahwa investasi yang dihabiskan pemerintah untuk membangun Lembaga Metrologi Nasional (LMN) atau National Measurement Institute (NMI) ternyata telah memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, atau dapat dikatakan bahwa keuntungan secara ekonomi adalah jauh melebihi investasi.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Agus Haryono mengatakan pembangunan gedung Metrologi Kimia di Puspiptek Serpong ini dalam upaya merintis pengembangan infrastruktur Metrologi Kimia Nasional.

Seluruh fasilitas lengkap berada di area seluas 3250 meter persegi (m2), namun saat ini baru gedung laboratorium yang difungsikan untuk penelitian dan pengembangan pengukuran di bidang kimia anorganik, organik, elektrokimia, dan gas.

Saat ini, ia mengatakan memang masih diperlukan banyak peralatan-peralatan tambahan untuk memungkinkan dilakukannya pengukuran yang sekunder bahkan primer, sehingga dapat memenuhi kebutuhan nasional akan keberadaan bahan acuan.


(V002/N002)