Ribuan UKM Surabaya mampu buka usaha baru
22 September 2014 23:08 WIB
Tampak Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle(kiri) dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) pada pembukaan Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna EXPO 2014 di Plaza Tunjungan, Surabaya, Sabtu (20/9). (istimewa)
Surabaya (ANTARA News) - PT HM Sampoerna Tbk, melalui payung program "Sampoerna untuk Indonesia", sejak 2009 hingga 2014 telah mampu memberikan bimbingan dalam produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terhadap 17.000 orang, sekitar 3.000 orang diantanya mampu membuka usaha baru yang berlikasi di sekitar Kota Surabaya.
Sebanyak Lima UKM binaan Sampoerna tersebut di Surabaya, Minggu, mendapat kesempatan untuk menjelaskan mengenai usaha mereka secara langsung kepada jajaran pers, yaitu Chrysant Candra Puspa pengusaha kerajinan dari eceng gondok, Lulut Sri Yuliani pengrajin aneka olahan berbahan baku tanaman mangrove, Khoirul dan Nur Fadilah yang bergerak di bidang makanan ringan, serta Nanik Hari pengusaha kerajinan daur ulang dari daun-daun kering.
Kelima wirausahawan ini merupakan perwakilan dari ribuan UKM yang telah mendapatkan pelatihan pengembangan usaha dari Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna yang berlokasi di Sukorejo, Surabaya.
"Melalui PPK Sampoerna, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kewirausahaan baik di tingkat lokal maupun nasional dengan memberikan serangkaian pelatihan yang didukung fasilitas penunjang agar para UKM dapat berkembang sesuai dengan jenis usaha yang diminati. Kami berharap mampu menciptakan UKM yang mampu terus berinovasi dan siap berkompetisi setiap saat," kata Manager CSR & Contributions PT HM Sampoerna Tbk, Taruli Aritonang.
PPK Sampoerna merupakan pusat pelatihan kewirausahaan yang didirikan di atas lahan seluas sekitar 27 hektar dekat pabrik Sampoerna di Sukorejo yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil dan menengah melalui serangkaian kegiatan pelatihan terpadu.
Untuk mendukung aktivitas-aktivitas di PPK Sampoerna, terdapat sejumlah fasilitas dan tenaga ahli yang membantu para UKM untuk dapat mengembangkan usahanya.
Fasilitas yang tersedia meliputi rumah kaca, ruang riset dan pelatihan untuk pengembangan produk makanan, area demo untuk sayur organik dan buah-buahan, peternakan kambing dan sapi, serta area untuk inkubasi.
Bagi para UKM binaan yang telah mendapatkan pelatihan, PPK Sampoerna merupakan fasilitas yang mampu mendorong pengembangan usaha, baik dari sisi produk maupun pemasaran.
Lulut Sri Yuliani pengrajin aneka olahan berbahan baku tanaman mangrove mengatakan bahwa UKM yang dijalankannya telah mampu menembus ke pasar internasional. Selain itu, dengan adanya kerjasama dengan dinas terkait, usahanya juga kerap dikunjungi tamu-tamu yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai proses pengolahan yang dilakukannya.
"PPK Sampoerna sangat bermanfaat bagi para UKM karena selain menyediakan pelatihan dan fasilitas yang memadai, PPK Sampoerna juga memberikan motivasi agar kami mampu terus berinovasi untuk mengembangkan usaha kami. Hasilnya, diawali dengan usaha yang berskala kecil, setelah menerapkan materi pelatihan manajemen yang diberikan mengenai produk dan pasar, saya mampu memproduksi dalam jumlah yang besar untuk pasar yang lebih luas," kata Chrysant Candra Puspa seorang pengusaha aneka kerajinan enceng gondok.
Hal serupa juga dirasakan Nanik Heri seorang pengusaha kerajinan daur ulang dari daun-daun kering. Sejak aktif mengikuti program pelatihan di PPK Sampoerna, ia dapat menciptakan pengemasan produk yang lebih baik serta mendapat kesempatan untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya melalui PPK Sampoerna Expo.
"PPK Sampoerna memberikan keterampilan yang dibutuhkannya untuk meningkatkan kualitas produk serta memperkenalkan hasil usahanya melalui PPK Sampoerna Expo," ujarnya.
Sampoerna berharap agar ke depannya akan semakin banyak UKM yang dapat merasakan manfaat dari PPK Sampoerna, karena sejalan dengan tujuan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui peningkatakan kewirausahaan yang mampu memproduksi dan memasarkan produk ke pasar domestik dan internasional.
"Pertumbuhan UKM juga dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Kami mengharapkan agar upaya-upaya pengembangan kewirausahaan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah serta peran aktif sektor swasta," demikian Taruli Aritonang.(*)
Sebanyak Lima UKM binaan Sampoerna tersebut di Surabaya, Minggu, mendapat kesempatan untuk menjelaskan mengenai usaha mereka secara langsung kepada jajaran pers, yaitu Chrysant Candra Puspa pengusaha kerajinan dari eceng gondok, Lulut Sri Yuliani pengrajin aneka olahan berbahan baku tanaman mangrove, Khoirul dan Nur Fadilah yang bergerak di bidang makanan ringan, serta Nanik Hari pengusaha kerajinan daur ulang dari daun-daun kering.
Kelima wirausahawan ini merupakan perwakilan dari ribuan UKM yang telah mendapatkan pelatihan pengembangan usaha dari Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna yang berlokasi di Sukorejo, Surabaya.
"Melalui PPK Sampoerna, kami berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kewirausahaan baik di tingkat lokal maupun nasional dengan memberikan serangkaian pelatihan yang didukung fasilitas penunjang agar para UKM dapat berkembang sesuai dengan jenis usaha yang diminati. Kami berharap mampu menciptakan UKM yang mampu terus berinovasi dan siap berkompetisi setiap saat," kata Manager CSR & Contributions PT HM Sampoerna Tbk, Taruli Aritonang.
PPK Sampoerna merupakan pusat pelatihan kewirausahaan yang didirikan di atas lahan seluas sekitar 27 hektar dekat pabrik Sampoerna di Sukorejo yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil dan menengah melalui serangkaian kegiatan pelatihan terpadu.
Untuk mendukung aktivitas-aktivitas di PPK Sampoerna, terdapat sejumlah fasilitas dan tenaga ahli yang membantu para UKM untuk dapat mengembangkan usahanya.
Fasilitas yang tersedia meliputi rumah kaca, ruang riset dan pelatihan untuk pengembangan produk makanan, area demo untuk sayur organik dan buah-buahan, peternakan kambing dan sapi, serta area untuk inkubasi.
Bagi para UKM binaan yang telah mendapatkan pelatihan, PPK Sampoerna merupakan fasilitas yang mampu mendorong pengembangan usaha, baik dari sisi produk maupun pemasaran.
Lulut Sri Yuliani pengrajin aneka olahan berbahan baku tanaman mangrove mengatakan bahwa UKM yang dijalankannya telah mampu menembus ke pasar internasional. Selain itu, dengan adanya kerjasama dengan dinas terkait, usahanya juga kerap dikunjungi tamu-tamu yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai proses pengolahan yang dilakukannya.
"PPK Sampoerna sangat bermanfaat bagi para UKM karena selain menyediakan pelatihan dan fasilitas yang memadai, PPK Sampoerna juga memberikan motivasi agar kami mampu terus berinovasi untuk mengembangkan usaha kami. Hasilnya, diawali dengan usaha yang berskala kecil, setelah menerapkan materi pelatihan manajemen yang diberikan mengenai produk dan pasar, saya mampu memproduksi dalam jumlah yang besar untuk pasar yang lebih luas," kata Chrysant Candra Puspa seorang pengusaha aneka kerajinan enceng gondok.
Hal serupa juga dirasakan Nanik Heri seorang pengusaha kerajinan daur ulang dari daun-daun kering. Sejak aktif mengikuti program pelatihan di PPK Sampoerna, ia dapat menciptakan pengemasan produk yang lebih baik serta mendapat kesempatan untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya melalui PPK Sampoerna Expo.
"PPK Sampoerna memberikan keterampilan yang dibutuhkannya untuk meningkatkan kualitas produk serta memperkenalkan hasil usahanya melalui PPK Sampoerna Expo," ujarnya.
Sampoerna berharap agar ke depannya akan semakin banyak UKM yang dapat merasakan manfaat dari PPK Sampoerna, karena sejalan dengan tujuan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui peningkatakan kewirausahaan yang mampu memproduksi dan memasarkan produk ke pasar domestik dan internasional.
"Pertumbuhan UKM juga dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia dengan menyediakan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Kami mengharapkan agar upaya-upaya pengembangan kewirausahaan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah serta peran aktif sektor swasta," demikian Taruli Aritonang.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: