Makkah (ANTARA News) - Kementerian Agama fokus menangani masalah penginapan di Madinah dibanding di Makkah karena di Makkah relatif belum ada masalah.

"Sampai hari ini laporan yang saya terima lancar (di Makkah)," kata Dirjen Haji dan Umroh Kemenag Abdul Djamil kepada Media Cebter Haji di Madinah, Sabtu.

Dirjen mengatakan bahwa ia telah menelepon Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah dan mendapat laporan masalah penginapan lancar.

Sebelumnya memang ada satu penginapan yang bermasalah karena pemiliknya menyewakan juga ke pihak lain. Namun kini sudah ada penggantinya.

Sementara itu sebelumnya diberitakan sebanyak sembilan dari 10 penyedia akomodasi (majmuah) di Madinah wanprestasi sehingga sebanyak 17.000 jamaah haji tinggal di luar markaziyag (di luar 650 meter dari Masjid Nabawi).

Untuk itu, kata Abdul Djamil, ia fokus menangani permasalahan penginapan di Madinah. Dirjen sendiri selama di Arab Saudi baru mengunjungi Jeddah dan Madinah.

Saat ini masalah penginapan di Madinah juga sudah mulai ada jalan keluarnya antara lain majmuah bersedia menyediakan bus antar jemput dari penginapan ke Masjid Nabawi dengan percuma.

Di Masjid Nabawi ini jamaah biasanya melakukan sunnah arbain yakni sholat lima kali sehari selama delapan hari sehingga jika lokasi penginapan jauh maka akan menyulitkan jamaah.

Dirjen dan rombongan juga sudah mendatangi maktab (pihak Arab Saudi yang mengurusi haji) yang belum menyediakan bus. Jamaah memberikan apresiasi dengan langkah tanggap Kemenag tersebut.

Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji juga terus memantau masalah transportasi ini.