Denpasar (ANTARA News) - Pengamat politik dari Fisipol Universitas Ngurah Rai Denpasar Dr Luh Riniti Rahayu menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan tindakan bijaksana dalam menyikapi RUU pemilihan kepala daerah.

"Saya pikir Pak SBY sudah bertindak bijaksana dalam menyikapi usulan sejumlah partai agar pilkada dipilih DPRD tersebut. Bahkan menyerahkan keputusan tersebut kepada DPR-RI agar mengedepankan semangat reformasi tersebut," katanya di Denpasar, Jumat.

Riniti menilai, langkah yang diambil SBY itu sangat tepat sebab SBY sendiri merupakan produk reformasi dan Presiden Pertama RI yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

"SBY adalah produk reformasi. Karena itu sudah seharusnya SBY mendukung reformasi dengan pilkada langsung tanpa perantara (melalui DPRD)," ujarnya.

Mantan komisioner KPU Bali ini mengatakan, pilkada langsung yang sudah berjalan sejak tahun 2005 itu sebagai langkah maju praktik demokrasi di Indonesia. Karena itu, SBY yang lahir dari rahim demokrasi demikian, tentu wajib untuk mendukungnya.

"SBY akan menanggung beban sejarah jika menolak pilkada langsung. Sebaliknya, SBY akan tercatat sebagai salah satu tokoh yang lahir dan merawat keberlangsungan pilkada langsung tersebut," katanya.

Riniti mengatakan, dari kalkulasi politik, sikap politik SBY dan Partai Demokrat lebih menguntungkan dengan mendukung (koalisi) parpol yang menang pemilu.

Dikatakannya, Partai Demokrat tidak mendapatkan keuntungan politik jangka panjang jika mengekor sikap politik koalisi Merah Putih.

Riniti menambahkan, sikap SBY dan Partai Demokrat ini juga bisa memulihkan citra Partai Demokrat yang terpuruk akibat berbagai kasus korupsi yang menjerat kadernya selama ini.

Di tengah gelombang penentangan masyarakat terhadap rencana pilkada tidak langsung, sikap SBY dan Partai Demokrat ini akan memantik simpati dan memulihkan kepercayaan publik.

"Partai Demokrat tentu ingin memulihkan citranya. Semua parpol juga berusaha menampilkan citra yang baik. Inilah salah satu momentum bagi SBY dan Partai Demokrat untuk mendapatkan kembali simpati publik," katanya.

(I020/I007)