Baghdad (ANTARA News) - Prancis pada Jumat meningkatkan serangan pertamanya untuk memukul mundur kelompok Negara Islam di Irak, bahkan di saat para jihadis di seberang perbatasan di Suriah menduduki belasan desa Kurdi melalui sebuah serangan kilat.
Lebih dari satu dekade setelah Paris menolak mendukung serangan tahun 2003 yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak, Prancis saat ini menjadi negara pertama yang bergabung dengan operasi serangan udara AS dengan target melumpuhkan Negara Islam (IS) di negara yang hancur karena perang itu.
"Pagi ini pada pukul 9.40, pesawat-pesawat kita, Rafale, melakukan serangan pertama ke arah gudang logistik milik organisasi teroris (IS) itu," kata Presiden Francois Hollande.
Kantornya mengatakan target tersebut berada di Irak timur laut, dengan menambahkan bahwa serangan "Mengenai sasaran dan objek hancur total."
Sumber-sumber di kementerian pertahanan Prancis mengatakan dua pesawat jet menjatuhkan bom-bom GBU-12 yang dikendalikan dengan laser ke wilayah Mosul. Mereka mengatakan "banyak amunisi", kendaraan dan cadangan bahan bakar musnah.
Juru bicara Kurdi Halgord Hekmat menyebutkan lokasi yang dimaksud sebagai Tal Mus, yang berada di antara kota Mosul dan Zumar.
Prancis, demikian juga dengan Inggris, telah mengirimkan pesawat-pesawat mereka ke wilayah udara Irak dalam rangka menjalankan misi pengintaian.
Pesawat Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari 170 serangan sejak 8 Agustus, namun Presiden Barack Obama berkeinginan membangun koalisi internasional yang luas.
Serangan bom diluncurkan untuk melindungi para warga Kurdi Irak menghadapi para jihadis serta sebagai upaya untuk membantu pasukan daerah otonomi itu mengambil kembali kendali di wilayah-wilayah yang jatuh.
Para jihadis telah menguasai banyak wilayah di Suriah, yang diawali dengan serangan militan hingga jatuhnya Mosul --kota terbesar kedua Irak, ke tangan mereka pada 10 Juni dan kemudian menyapu banyak wilayah Suni, demikian AFP.
(T008)
Prancis lancarkan serangan di Irak terhadap jihadis
20 September 2014 04:01 WIB
ilustrasi Bendera ISIS (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: