Damaskus (ANTARA News) - Negara Islam (IS) telah merebut 21 desa di pinggiran Kota Aleppo, yang didominasi suku Kurdi di Suriah Utara, di tengah kekhawatiran dan peringatan oleh kelompok oposisi di pengasingan mengenai kemungkinan pembantaian di sana,

Selama 24 jam belakangan, IS telah merebut kota kecil di pinggiran Kota Ain Al-Arab, yang kebanyakan warganya adalah orang Kurdi, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, Kamis (18/9).

Ditambahkannya, petempur IS menggunakan tank dan senjata artileri dalam serangan serangan besar mereka, yang bertujuan merebut Ain Al-Arab.

Observatorium tersebut tak menyebutkan jumlah korban jiwa, tapi mengatakan korban berjatuhan di kedua pihak --IS dan milisi Kurdi Persatuan Perlindungan Rakyat (YPG), demikian laporan Xinhu.

Warga sipil, katanya, telah mulai meninggalkan tempat tinggal mereka dan pergi ke kota kecil yang berdekatan di tengah kekhawatiran bahwa IS mungkin melakukan pembantaian jika kelompok fanatik itu berhasil merebut Ain Al-Arab.

Sementara itu, kelompok lain oposisi Suriah di pengasingan --Koalisi Nasional Suriah-- dalam satu pernyataan pada Kamis juga memperingatkan pembantaian mungkin terjadi di Ain Al-Arab.

Koalisi tersebut menyeru masyarakat internasional agar melakukan "prosedur mendesak" guna melindungi warga sipil akibat "gerak maju IS secara cepat" di sekitar Ain Al-Arab, yang oleh orang Kurdi dinamakan Kobani.

Pertempuran yang berkecamuk di Ain Al-Arab terjadi cuma tiga hari setelah petempur YPG merebut 14 desa dari anggota IS di Provinsi Al-Qamishi di Suriah Utara.

Suku Kurdi Suriah, yang kebanyakan tinggal di bagian utara negeri itu, telah terlibat pertempuran sengit melawan anggota IS --yang berulangkali berusaha menyerbu daerah yang dikuasai suku Kurdi di Suriah.

Orang Kurdi Suriah merupakan 15 persen dari 23 juta warga negara Arab tersebut. Kebanyakan di antara mereka menetap di bagian utara negara yang dirongrong pertempuran itu.

(Uu.C003)