Pergantian direktur utama BUMN tunggu pemerintahan baru
18 September 2014 15:59 WIB
Dokumentasi (saat itu) Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, saat menyampaikan paparan ketika menjadi pembicara dalam seminar internasional BPK, di Kantor BPK, Jakarta, Senin (20/1). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN, Dahlan Iskan, memastikan tidak akan ada pergantian direksi BUMN sebelum terbentuk pemerintahan baru.
"Pak Presiden Susilo Yudhoyo sudah menegaskan agar tidak ada pergantian direksi BUMN. Kalaupun ada pergantian seharusnya ditetapkan pada pemerintahan baru," kata Iskan, di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya diberitakan tiga direktur utama BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia, PT PLN dan PT Pertamina akan diganti, berakhirnya masa tugas dan karena mengundurkan diri.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, akan diganti karena masa tugasnya berakhir pada Oktober 2014. Demikian juga Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, mengundurkan diri pada 18 Agustus 2014, meski masih menyisakan masa tugas sekiar 3 bulan.
Sedangkan Direktur Utama PT PLN ,Nur Pamudji, pernah meminta mengundurkan diri dari perusahaan setrum milik negara itu sejak akhir 2013.
"Pak Nur sesungguhnya sudah mendesak ingin mundur dari PLN. Tapi sekarang ya... harus betah sampai Oktober-lah," ujar Iskan.
"Pak Presiden Susilo Yudhoyo sudah menegaskan agar tidak ada pergantian direksi BUMN. Kalaupun ada pergantian seharusnya ditetapkan pada pemerintahan baru," kata Iskan, di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya diberitakan tiga direktur utama BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia, PT PLN dan PT Pertamina akan diganti, berakhirnya masa tugas dan karena mengundurkan diri.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, akan diganti karena masa tugasnya berakhir pada Oktober 2014. Demikian juga Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan, mengundurkan diri pada 18 Agustus 2014, meski masih menyisakan masa tugas sekiar 3 bulan.
Sedangkan Direktur Utama PT PLN ,Nur Pamudji, pernah meminta mengundurkan diri dari perusahaan setrum milik negara itu sejak akhir 2013.
"Pak Nur sesungguhnya sudah mendesak ingin mundur dari PLN. Tapi sekarang ya... harus betah sampai Oktober-lah," ujar Iskan.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: