Jakarta (ANTARA News) - Prospek penggunaan e-money atau uang elektronik atau melalui kartu cerdas nirkontak di Indonesia diperkirakan semakin cerah, kata Corporate Communication PT Bank Panin Syariah Subeni.

"Model pembayaran e-money akan semakin berkembang sejalan dengan berkembangnya e-commerce dimana kebutuhan akan e-money akan semakin meningkat," kata Subeni di Jakarta, Minggu.

Pihaknya mencatat memang sampai saat ini masih sekitar 80 persen transaksi pembayaran yang dilakukan di Indonesia masih menggunakan uang tunai.

Namun, angka itu dipercaya akan terus menurun seiring dengan semakin tingginya tingkat pemahaman masyarakat terkait uang elektronik.

"Ini bagian dari tugas perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan untuk lebih menyosialisasikan penggunaan uang elektronik terutama dari sisi keamanan transaksi," katanya.

Ia menambahkan masih rendahnya penggunaan e-money boleh jadi disebabkan penetapan regulasi Bank Indonesia (BI) yang cenderung lambat sehingga masyarakat masih saja menanti jaminan payung hukum yang pasti.

"Kalau di negara maju, kita tahu yang sudah marak adalah penggunaan paypal dan google wallet. Bahkan sekarang ini sedang ramai pembicaraan tentang bitcoin," katanya.

"Ini penyemangat bank di Indonesia agar menerapkan Branchless Banking, salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga untuk branchless banking yakni operator selular," katanya.