Ada tim pemburu naskah kuno di Perpustakaan Nasional
14 September 2014 11:51 WIB
ilustrasi - pemilik naskah kuno memperlihatkan lembaran naskah Al-Qur'an yang berusia sekitar 150 tahun. pemilik naskah tersebut akan menjualnya untuk keperluan keseharian namun tidak ingin menjual ke museum karena kurangnya imbalan dari pihak museum. (arsip/ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta (ANTARA News) - Perpustakaan nasional membentuk tim pemburu
naskah kuno peninggalan sejarah dan budaya Indonesia ke seluruh pelosok
daerah lokal serta beberapa negara lain.
"Kami bentuk tim pemburu naskah kuno untuk di arsipkan serta diteliti artinya," kata Direktur Pengembangan Koleksi dan Pelayanan Informasi,Welmin Sunyi Ariningsih di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu.
Pembentukan tim bertujuan untuk menggali kemungkinan fakta-fakta baru yang belum diketahui masyarakat banyak.
Ia berharap orang-orang yang mempunyai naskah kuno peninggalan leluhur mereka untuk diberitahukan kepada pihak perpustakaan nasional daripada harus dijual ke luar negeri.
Selain fokus pada daerah lokal, pencarian naskah juga dilakukan di luar negeri.
"Tujuh orang kami kirim ke Belanda untuk bernegosiasi terhadap naskah yang dulu pernah terbawa ketika jaman penjajahan," kata Welmin.
Banyak keuntungan apabila semua naskah nasional bisa terkumpul, karena akan ada bukti dari peninggalan sejarah.
"Entah apapun bentuknya kami harus punya duplikat, saduran ataupun data lain tetang naskah jika arsip tersebut tidak dilepas kepada kami," tuturnya.
"Kami bentuk tim pemburu naskah kuno untuk di arsipkan serta diteliti artinya," kata Direktur Pengembangan Koleksi dan Pelayanan Informasi,Welmin Sunyi Ariningsih di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu.
Pembentukan tim bertujuan untuk menggali kemungkinan fakta-fakta baru yang belum diketahui masyarakat banyak.
Ia berharap orang-orang yang mempunyai naskah kuno peninggalan leluhur mereka untuk diberitahukan kepada pihak perpustakaan nasional daripada harus dijual ke luar negeri.
Selain fokus pada daerah lokal, pencarian naskah juga dilakukan di luar negeri.
"Tujuh orang kami kirim ke Belanda untuk bernegosiasi terhadap naskah yang dulu pernah terbawa ketika jaman penjajahan," kata Welmin.
Banyak keuntungan apabila semua naskah nasional bisa terkumpul, karena akan ada bukti dari peninggalan sejarah.
"Entah apapun bentuknya kami harus punya duplikat, saduran ataupun data lain tetang naskah jika arsip tersebut tidak dilepas kepada kami," tuturnya.
Pewarta: Afut Syafril
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: