PM Irak perintahkan AU hentikan serang pemukiman sipil
14 September 2014 06:48 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry (kiri) ,dan Perdana Menteri Irak, Haoder Abadi ,berjabat tangan usai pertemuan mereka di Baghdad, Irak, Rabu (10/9). Kerry bertemu Abadi, Rabu kemarin, dan terkesan dengan rencana Abadi membangun kembali militer Irak dan mendorong reformasi politik. (REUTERS/Brendan Smialowski/Pool)
Baghdad (ANTARA News) - Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, Sabtu, memerintahkan angkatan udara menghentikan serangan-serangan pada pemukiman sipil, menyusul serangan pemerintah tahun ini, yang kelompok HAM katakan telah ditargetkan tanpa pandang bulu kepada warga sipil.
"Saya telah memerintahkan Angkatan Udara Irak untuk menghentikan penembakan terhadap daerah-daerah sipil, bahkan di kota-kota yang dikendalikan ISIS," katanya, di akun resmi Twitter-nya, menggunakan nama bekas Kelompok militan Negara Islam (IS), yang sebelumnya juga disebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Tokoh suku Muslim Sunni menuntut pembekuan aksi militer di daerah sipil sebagai salah satu syarat untuk dukungan mereka terhadap pemerintah pimpinan Syiah melawan ISIS, yang mengontrol sepertiga dari Irak.
Perwakilan PBB di Irak, Nickolay Mladenov, menyambut baik komentar itu, yang diulangi al-Abadi di satu konferensi tentang pengungsi pada Sabtu di Baghdad.
"Perlindungan warga sipil dan memastikan keselamatan serta keamanan mereka merupakan prioritas penting bagi PBB", katanya.
Para diplomat dan politisi Irak dari seluruh spektrum politik Irak berharap Abadi, yang membentuk kabinet pada Senin, bisa detoksifikasi sistem politik untuk membentuk sebuah front bersatu melawan Negara Islam.
"Saya telah memerintahkan Angkatan Udara Irak untuk menghentikan penembakan terhadap daerah-daerah sipil, bahkan di kota-kota yang dikendalikan ISIS," katanya, di akun resmi Twitter-nya, menggunakan nama bekas Kelompok militan Negara Islam (IS), yang sebelumnya juga disebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Tokoh suku Muslim Sunni menuntut pembekuan aksi militer di daerah sipil sebagai salah satu syarat untuk dukungan mereka terhadap pemerintah pimpinan Syiah melawan ISIS, yang mengontrol sepertiga dari Irak.
Perwakilan PBB di Irak, Nickolay Mladenov, menyambut baik komentar itu, yang diulangi al-Abadi di satu konferensi tentang pengungsi pada Sabtu di Baghdad.
"Perlindungan warga sipil dan memastikan keselamatan serta keamanan mereka merupakan prioritas penting bagi PBB", katanya.
Para diplomat dan politisi Irak dari seluruh spektrum politik Irak berharap Abadi, yang membentuk kabinet pada Senin, bisa detoksifikasi sistem politik untuk membentuk sebuah front bersatu melawan Negara Islam.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: