DKI akan buat alat derek sepeda motor
9 September 2014 22:02 WIB
Razia Parkir Liar Petugas Suku Dinas Perhubungan menderek sebuah taxi saat melakukan razia parkir liar di kawasan Jakarta Selatan, Senin (8/9). Sesuai dengan Perda No.3 Tahun 2012 kendaraan yang melanggar larangan dan perintah rambu lalu lintas serta parkir liar akan diderek dan dikenakan biaya sebesar Rp.500.000 per hari. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membuat alat derek khusus bagi sepeda motor yang parkir liar di kawasan Ibu Kota.
"Itu nantinya akan dinaikkan bannya satu, disangkutkan. Satu alat itu bisa derek empat sampai lima motor, terus ditarik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan pendapatan dari alat derek sepeda motor jauh lebih besar daripada alat derek mobil.
"Kalau motor, sekali ditarik ada empat motor saja, kita sudah bisa untung Rp2 juta. Lebih untung narik/derek motor daripada mobil," ujarnya.
Ketika ditanyakan apakah pihaknya akan menambahkan jumlah lahan parkir di Ibu Kota, Ahok menuturkan hal tersebut tidak akan dilakukan mengingat terbatasnya lahan yang dimiliki.
"Nggak ada (menambah lahan parkir), justru kita mau menghilangkan parkir on street, biar nggak ada lagi parkir liar di jalanan," kata dia.
Sejauh ini, kebijakan Dinas Perhubungan menertibkan kendaraan bermotor yang parkir liar di sejumlah wilayah Ibu Kota dengan cara diderek baru untuk kendaraan roda empat.
Menurut dia, pelaksanaan kebijakan tersebut dinilainya sudah berjalan efektif seperti di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak ada lagi kendaraan yang parkir liar.
(SDP-62/A041)
"Itu nantinya akan dinaikkan bannya satu, disangkutkan. Satu alat itu bisa derek empat sampai lima motor, terus ditarik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan pendapatan dari alat derek sepeda motor jauh lebih besar daripada alat derek mobil.
"Kalau motor, sekali ditarik ada empat motor saja, kita sudah bisa untung Rp2 juta. Lebih untung narik/derek motor daripada mobil," ujarnya.
Ketika ditanyakan apakah pihaknya akan menambahkan jumlah lahan parkir di Ibu Kota, Ahok menuturkan hal tersebut tidak akan dilakukan mengingat terbatasnya lahan yang dimiliki.
"Nggak ada (menambah lahan parkir), justru kita mau menghilangkan parkir on street, biar nggak ada lagi parkir liar di jalanan," kata dia.
Sejauh ini, kebijakan Dinas Perhubungan menertibkan kendaraan bermotor yang parkir liar di sejumlah wilayah Ibu Kota dengan cara diderek baru untuk kendaraan roda empat.
Menurut dia, pelaksanaan kebijakan tersebut dinilainya sudah berjalan efektif seperti di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak ada lagi kendaraan yang parkir liar.
(SDP-62/A041)
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: