Solo (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono memberikan motivasi dengan mengajak rakyat kembali menyalakan semangat Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada puncak peringatan Hari Olahraga Nasional Ke-31 di Monumen Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah, Selasa.

"Mari kita nyalakan semangat PON pertama, kita semua yakin Indonesia pasti bisa," kata Boediono disela puncak peringatan Haornas Ke-31 di Monumen sejarah olahraga Stadion Sriwedari Solo.

Wapres dalam acara tersebut didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suyo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan bahwa masyarakat bisa berkumpul di monumen bersejarah Stadion Sriwedari Solo, sebagai tempat PON pertama diselenggarakan pada 66 tahun yang lalu atau tepatnya 1948.

Menurut Wapres, di tempat inilah digelar PON pertama, dan salah satu perhelatan olahraga berskala nasional yang terpenting dilaksanakan oleh Republik Indonesia pada waktu itu, sedang berjuang untuk mempertahankan dari berbagai tantangan, gangguan, rongrongan baik dari dalam maupun luar.

Selain itu, kata Wapres, untuk memberikan kesempatan para atlet nasional meraih prestasi, PON jelas dimaksudkan untuk memperkuat semangat juang persaudaraan dan mempersatukan bangsa di tengah-tengah tantangan berat pada waktu itu.

"Kita hari ini memperingatinya sebagai Haornas, dan juga dengan tujuan yang sama yakni untuk menguatkan semangat juang kita untuk menghadapi tantangan bangsa masa kini. Tantangan itu, yakni membangun bangsa ini melalui jalur pembangunan keolahragaan nasional," kata Boediono.

Menurut Wapres, landasan untuk melaksanakan kegiatan keolahragaan nasional sudah ada yakni Undang Undang nomor 3/2005. Takarannya juga sudah jelas melalui olahraga dikembangkan kemampuan jasmani rohani dan sosial bangsa, serta watak kepribadian bangsa yang bermartabat.

Menurut Wapres, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Manusia yang sehat jasmani dan kuat rohaninya merupakan modal utama untuk pembangunan bangsa. Sebaliknya, warga negara yang sakit jasmani dan lemah rohaninya akan menjadi beban dan hambatan kemajuan bangsa.

"Sakit memang musibah yang bisa datang setiap saat kepada setiap orang. Namun, sakit yang disebabkan oleh pola hidup kita yang tidak sehat adalah musibah yang dibuat sendiri," katanya.

Menurut Wapres, dengan olahraga juga dapat membentuk watak seseorang, sportifitas, semangat kerja untuk mencapai tujuan bersama, kejujuran, dan meraih prestasi dengan kekuatan sendiri.

Wapres mengatakan, salah satu hal lagi mengenai olahraga hampir semua penelitian ilmiah menunjukkan bahwa berolahraga merupakan bagian yang sangat penting dan yang tidak terpisahkan bagi pola hidup yang sehat. Olahraga tidak harus mahal, dapat menjadi pola hidup sehari-hari setiap orang tanpa biaya apapun. Kecuali, niat dan disiplin diri untuk melakukannya.

Selain itu, kata Wapres, olahraga harus menjadi pola hidup sehari-hari mulai usia dini oleh orang tua dan para guru atau pendidik. Olahraga menjadi bagian integral dan praktek belajar mengajar di setiap sekolah atau pada tingkatan di seluruh Tanah Air.

"Kita berolahraga mengajarkan pendidikan jasmani tidak harus memerlukan alat yang mahal. Intinya kreatifitas guru yang sangat menentukan," kata Wapres.

Ia menjelaskan, pada bidang olahraga prestasi pembinaan yang sistimatis dan berwawasan jangka panjang adalah kunci bagi keberhasilan. Penanganan tidak boleh jangka pendek, bisa belajar pembinaan yang efektif dari negara-negara lain yang sukses.

"Namun, kita perlu mengsinergikan kemampuan pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha. Pemerintah harus tetap sebagai penjuru menentukan rencana jangka panjang itu," kata Wapres.

Pada acara puncak peringatan Haornas di Solo, dimeriahkan berbagai pertunjukan antara lain tarian kolosal tema Garuda Nusantara, Marching band UNS, Solo Batik Carnival, artis terkenal Solo Sruti Respati, Vidi Aladiano, pasukan prajurit Kraton Kasusunan yang membawa obor api abadi yang diserahkan kepada mantan atlet atletik pada zaman PON I, yakni Titi Syarif (Jakarta).

Selain itu, Wapres juga menandatangani prasasti Monumen Sejarah Olahraga Stadion Sriwedari Solo, yang disaksikan oleh Menpora Roy Surya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

(B018/R010)