Perlu inovasi lagu daerah
8 September 2014 20:02 WIB
Sejumlah anak-anak memainkan alat musik daerah dari bambu Karinding dalam kegiatan Festival Seni dan Budaya di Saung Budaya Ciburial, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (26/12). Kegiatan tersebut menampilkan berbagai seni dan budaya Sunda, di antaranya memainkan alat musik Karinding oleh anak-anak untuk melestarikan kesenian daerah. (ANTARA FOTO/Feri Purnama)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memiliki warisan lagu daerah yang kaya, namun untuk tetap bertahan dan diterima masyarakat saat ini, musik itu harus dapat berinovasi, kata pendiri Institut Musik Daya Indonesia, Prof Tjut Nyak Deviana Daudsjah.
"Saya belum cukup mengkaji untuk menjawab sejauh mana dukungan pemerintah dalam mendokumentasi musik-musik daerah, yang saya lihat sich sudah banyak upaya-upaya ke hal itu hanya belum maksimal," katanya, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin.
Deviana optimis musik daerah di Indonesia telah mengalami kemajuan sedikit demi sedikit, karena ada usaha-usaha baik dari pemerintah maupun seniman untuk membuat musik ini tetap bergaung.
Menurut dia, lagu-lagu daerah bermasa depan cemerlang jika didukung pendidikan musik yang memadai.
Ia menyayangkan media yang kurang mendukung program yang menampilkan musik daerah. Media saat ini masih mementingkan rating.
Untuk mendokumentasikan musik daerah Tjut Nyak Deviana Daudsjah mengemas 10 lagu daerah menjadi musik okestra yang diluncurkan dalam album Symphonic Tales of Indonesia.
Lagu-lagu itu adalah Ayo Mama, Keroncong Kemayoran, Angin Mamiri, Papaya Cha Cha, Yamko Rambe Yamko, Jembatan Merah, Cublak Cublak Suweng, O Inani Keke, Bungong Jeumpa, dan Rayuan Pulau Kelapa.
"Memang lagu-lagu yang ada di album ini tidak dapat mewakili seluruh lagu daerah di Indonesia, setidaknya saya memasukkan lagu dari Sabang sampai Merauke," katanya.
"Saya belum cukup mengkaji untuk menjawab sejauh mana dukungan pemerintah dalam mendokumentasi musik-musik daerah, yang saya lihat sich sudah banyak upaya-upaya ke hal itu hanya belum maksimal," katanya, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin.
Deviana optimis musik daerah di Indonesia telah mengalami kemajuan sedikit demi sedikit, karena ada usaha-usaha baik dari pemerintah maupun seniman untuk membuat musik ini tetap bergaung.
Menurut dia, lagu-lagu daerah bermasa depan cemerlang jika didukung pendidikan musik yang memadai.
Ia menyayangkan media yang kurang mendukung program yang menampilkan musik daerah. Media saat ini masih mementingkan rating.
Untuk mendokumentasikan musik daerah Tjut Nyak Deviana Daudsjah mengemas 10 lagu daerah menjadi musik okestra yang diluncurkan dalam album Symphonic Tales of Indonesia.
Lagu-lagu itu adalah Ayo Mama, Keroncong Kemayoran, Angin Mamiri, Papaya Cha Cha, Yamko Rambe Yamko, Jembatan Merah, Cublak Cublak Suweng, O Inani Keke, Bungong Jeumpa, dan Rayuan Pulau Kelapa.
"Memang lagu-lagu yang ada di album ini tidak dapat mewakili seluruh lagu daerah di Indonesia, setidaknya saya memasukkan lagu dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Pewarta: Aubrey Fanani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: