Pemkot Jakarta Timur petakan daerah rawan banjir
8 September 2014 17:46 WIB
Pembangunan Proyek Sodetan Ciliwung Sebuah alat berat digunakan untuk mengerjakan tahap awal proyek pembangunan sodetan Sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT) di Jalan Otista 3, Jakarta Timur, Selasa (13/5). Pembangunan sodetan itu diharapkan dapat membantu mengatasi banjir di kawasan Kampung Melayu dan sekitarnya dan debit air Kali Ciliwung dapat dialihkan ke Kanal Banjir Timur. (ANTARA FOTO/Reno Esnir) ()
Jakarta Timur (ANTARA News) - Pemerintah Kota Jakarta Timur memetakan daerah kawasan banjir sebagai antisipasi dini banjir selama musim hujan di daerah itu.
"Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 53 titik daerah rawan banjir dan genangan air selama musim hujan," kata Kabid Pelayanan dan Perizinan Dinas Tata Kota Jakarta Timur, Muhammad Hidayat di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, pemetaan daerah banjir inin untuk mencari solusi dalam mengantisipasi banjir yang merugikan masyarakat secara materil, sosial dan kesehatan.
"Kita telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum untuk memperdalam alur sungai, membersihkan tumpukan sampah di sungai dan menertibkan bangunan liar di bantalan sungai," katanya.
Menurut dia, setiap tahun atau selama musim hujan, banjir dan genangan air selalu terjadi di 53 titik daerah itu karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai.
"Kebiasaan masyarakat membuang sampah di aliran sungai mengakibatkan pendangkalan sungai, pada akhirnya sungai tidak dapat menampung debit air yang cukup besar," katanya.
Selain itu, banjir ini juga dikarenakan bangunan liar yang di bangun di bantalan sungai yang mempersempit alur sungai.
" Kita telah berkoordinasi dengan pihak Satpol PP, pemerintah di masing-masing kecamatan, kelurahan untuk menertibkan bangunan liar itu, karena membangun bangunan di bantalan sungai itu melanggar aturan yang berlaku.
Untuk itu, kata dia, diimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah dan menjaga lingkungan sungai, untuk mengurangi banjir selama musim hujan.
"Menjelang musim hujan ini, kita terus berupaya untuk mencegah atau menimalisir banjir, dengan saling berkoordinasi antarinstansi yang terkait," katanya.
"Berdasarkan hasil pemetaan, terdapat 53 titik daerah rawan banjir dan genangan air selama musim hujan," kata Kabid Pelayanan dan Perizinan Dinas Tata Kota Jakarta Timur, Muhammad Hidayat di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, pemetaan daerah banjir inin untuk mencari solusi dalam mengantisipasi banjir yang merugikan masyarakat secara materil, sosial dan kesehatan.
"Kita telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum untuk memperdalam alur sungai, membersihkan tumpukan sampah di sungai dan menertibkan bangunan liar di bantalan sungai," katanya.
Menurut dia, setiap tahun atau selama musim hujan, banjir dan genangan air selalu terjadi di 53 titik daerah itu karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai.
"Kebiasaan masyarakat membuang sampah di aliran sungai mengakibatkan pendangkalan sungai, pada akhirnya sungai tidak dapat menampung debit air yang cukup besar," katanya.
Selain itu, banjir ini juga dikarenakan bangunan liar yang di bangun di bantalan sungai yang mempersempit alur sungai.
" Kita telah berkoordinasi dengan pihak Satpol PP, pemerintah di masing-masing kecamatan, kelurahan untuk menertibkan bangunan liar itu, karena membangun bangunan di bantalan sungai itu melanggar aturan yang berlaku.
Untuk itu, kata dia, diimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah dan menjaga lingkungan sungai, untuk mengurangi banjir selama musim hujan.
"Menjelang musim hujan ini, kita terus berupaya untuk mencegah atau menimalisir banjir, dengan saling berkoordinasi antarinstansi yang terkait," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: