Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai langkah Dinas Perhubungan menertibkan kendaraan roda empat yang parkir liar di sejumlah wilayah Ibu Kota dengan menarik retribusi Rp500.000 per harinya adalah salah satu cara terbaik dalam mengatasi permasalah parkir liar.

"Kita sudah coba pakai cabut pentil kurang efektif, orang Jakarta itu yang ditakutkan bukan ketabrak kereta, yang penting duit, kena denda dia takut tuh," kata Ahok sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Menurut dia, selama ini pihaknya selalu konsisten dalam penanganan parkir liar di Ibu Kota, salah satunya dengan cara mencabut pentil ban bagi kendaraan bermotor yang parkir sembarang.

"Kita konsisten kok, (atasi pakir liar), pokok kita kerjain terus. Ini sama seperti mendidik anak, kalau pakai kata-kata diingatkan susah ya sekali-kali kita jewer lah," ujar dia.

Menurut dia, terkait kurangnya lahan parkir di wilayah Ibu Kota sehingga banyak ditemuka parkir liar ia memiliki pandangan tersendiri tentang anggapan tersebut.

"Soal lahan parkir kurang, ngak ada negara manapun kalau beli kendaraan plus lahan parkirnya. Yang ada di negara-negara maju, mau beli kendaraan plus beli lahan parkir. Jangan dibalik," katanya.

Pihaknya menambahkan, ke depannya Pemprov DKI Jakarta sedang mengusulkan tentang cara terbaik untuk menindak kendaraan roda dua atau sepeda motor yang parkir liar.

"Untuk motor nanti kita pikirin. Mungkin disimpan di jaring-jaring sama, ongkos derek. Makanya kita berpikir bagaimana menterjemahkan perda ongkos derek itu," ujar dia.

Mulai hari ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta menertibkan kendaraan roda empat yang parkir liar di sejumlah wilayah Ibu Kota dengan menarik retribusi Rp500.000 per hari untuk tiap kendaraan yang diderek.

"Operasi penertiban ini kita lakukan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Garnisun. Operasi ini kita lakukan secara tersebar di lima wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Muhammad Akbar di Balai Kota, Jakarta Pusat.