Jayapura (ANTARA News) - Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua mengimbau warga Arso, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, bersikap bijak dalam menyikapi insiden pembunuhan yang berujung aksi pembakaran puluhan rumah penduduk, pada Sabtu (6/9).

"Bapak Pangdam harapkan warga di Arso 1, Kabupaten Keerom, tidak terprovokasi. Bijak sikapi masalah, karena pihak Muspida dan kepolisian yang di back up oleh TNI sedang menyelesaikan masalah itu," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Rikas Hidayatullah, di Jayapura, Minggu.

Ia mengatakan, kekerasan yang menimpa salah satu warga Arso 1, Kabupaten Keerom yang berujung pada pembakaran rumah atau gubuk disekitar lokasi kejadian patut disayangkan.

"Harapannya masalah ini cepat selesai. Tadi sore juga sudah ada pertemuan Muspida di Mako Polres Keerom guna mencari tahu akar persoalan dan bagaimana menyelesaikannnya," katanya.

Untuk itu, warga Arso 1 dan sekitarnya diharapkan bisa menahan diri, menyerahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan untuk memproses sesuai hukum yang berlaku, serta tidak bertindak anarkhis.

"TNI tetap membantu polisi di Keerom guna menjaga situasi yang sudah mulai kondusif. Warga Arso juga harus percayakan masalah ini kepada polisi," katanya.

Secara terpisah, Dandim 1701/Jpr Letkol Inf A. Yoyo Pranowo yang dihubungi ANTARA News mengatakan, dari pertemuan musyawarah pimpinan daerah (muspida) yang melibatkan para tokoh adat, agama, perempuan dan pemuda serta paguyuban di Mako Polres Keerom, juga dihadiri oleh Waka Polda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw dan Wakil Bupati M. Markum, telah menghasilkan sejumlah saran dan masukan.

"Intinya pertemuan tadi untuk menyelesaikan kekerasan di Arso 1. Tadi juga usai pertemuan, bersama Wakil Bupati Keerom telah ke TKP melihat langsung sejumlah gubuk yang hangus terbakar," katanya.

Yoyo juga mengatakan, Kodim 1701/Jpr telah menurunkan sejumlah prajurit untuk membantu polisi dalam mengamankan situasi termasuk melakukan patroli.

"Selain itu harapan kami, agar kedua kubu yang bertikai bisa menahan diri. Sementara warga lainnya baik di Keerom dan daerah lain tidak terprovokasi untuk berbuat hal-hal yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Pada Sabtu pagi, seorang perempuan bernama Widy Astuti dibunuh oleh seseorang berinisial HG di halaman rumah korban. Ada laporan bahwa HG saat itu tengah mabuk minuman keras.

Hal itu berujung pada pembakaran puluhan rumah disekitar Arso 1, Kabupaten Keerom. Aparat keamanan saat itu pula bergerak cepat mengatasi kerusuhan. (*)