Batam (ANTARA News) - Bank Indonesia menemukan 109 lembar uang palsu di wilayah perbatasan Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau selama periode April hingga Juni 2014.

Temuan uang rupiah tidak asli itu didasarkan atas permintaan klarifikasi pebankan dan masyarakat serta setoran bank-bank ke Kantor Perwakilan BI Kepri, kata Kepala BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.

"Kebanyakan uang palsu itu nominal besar seperti Rp50 ribu," kata Gusti Raizal.

Jumlah uang palsu yang ditemukan pada triwulan I/2014 lebih banyak bila dibandingkan periode triwulan I yaitu sebanyak 51 lembar.

Peningkatan jumlah uang palsu yang beredar itu diperkirakan karena banyaknya pelaksanaan acara nasional yang diselenggarakan di Batam pada triwulan ke dua 2014, pelaksanaan pemilu dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Sebenarnya menurut Gusti, kualitas uang palsu yang beredar di Kepri buruk, sangat berbeda dengan rupiah asli sehingga seharusnya sudah diketahui masyarakat sejak transaksi pertama.

"Tapi kadang kita serampangan saat melakukan transaksi. Menerima kembalian begitu saja, dibelanjakan kembali tidak memeriksa sehingga akhirnya saat hendak setor ke bank, baru ketahuan, uangnya tidak asli," kata dia.

BI Kepri mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam melakukan transaksi agar terhindar dari peredaran uang palsu. "Kalau dapat uang palsu, masyarakat juga yang rugi," kata dia.

Ia mengingatkan tiga cara untuk mengetahui asli yaitu dilihat warna dan gambarnya, diraba untuk memastikan cetakan yang agak menonjol di beberapa bagian dan diterawang untuk melihat kondisi bagian tali pengaman dan tanda mata air.

Sepanjang 2014, BI Kepri sebenarnya sudah melakukan dua kali sosialisasi untuk mengenali rupiah asli yaitu di Tanjungpinang dan Natuna.
(Y011/N002)